Only Once, No Replay
June 28, 2013
Tadi sore lagi bikin popcorn buat sajen nonton film nanti malem. Biasanya beli popcorn instant, tapi kali ini pengen goreng sendiri. Penggorengan pertama, aku nurut perintah tata cara goreng popcorn dibelakang cover bungkusnya. Tuang butiran jagung ke teflon, tambahkan mentega, lalu tutup dan tunggu 4 menit. Kalo masalah timing, pasti tepatnya soalnya aku pakek stopwatch. Yang bikin masalah, seperti biasa, karena kurung beruntung jadi gosong popcornnya. Kata mama, asalan gosong karena terlalu lama nunggunya. Apinya juga dipasang kegedean.
Jadi kesimpulannya, gak semua tata cara yang tertulis maupun paten itu benar adanya jika kita yang mencoba. Improvisasi dalam diri sangat diperlukan, seperti perkiraan besar kecil api kompor dan lamanya jagung meletus jadi popcorn-yang tidak tertulis di balik cover belakang. Bayangkan juga di kehidupan ini. Tidak semua jalan yang ditentukan orang tua lurus seutuhnya. Karena ketika kita dewasa, kita dituntut untuk mencari jalan sendiri menuju roma dengan cara yang hanya kita yang bisa memikirkan dan mempertimbangkannya.
Karena gagal pada ronde pertama, jadi gak ada salahnya mulai dari awal lagi. Kali ini harus berhasil. Masih dengan metode yang sama, bedanya yang kedua ini lebih hati-hati. Belum lewat 3 menit aja, kompor buru-buru aku matiin takut gosong lagi.
And you know what? Memang benar popcorn gak ada yang gosong, tapi...tapi? Ada setengah jagung yang gagal meletus :'(
Selanjutnya aku angkat popcorn yang matang, sedangkan jagung yang kurang beruntung tadi aku pasang lagi diatas kompor dan gak lupa aku tambahin mentega. Siapa tau bisa meletus lagi.
Karena gagal pada ronde pertama, jadi gak ada salahnya mulai dari awal lagi. Kali ini harus berhasil. Masih dengan metode yang sama, bedanya yang kedua ini lebih hati-hati. Belum lewat 3 menit aja, kompor buru-buru aku matiin takut gosong lagi.
And you know what? Memang benar popcorn gak ada yang gosong, tapi...tapi? Ada setengah jagung yang gagal meletus :'(
Selanjutnya aku angkat popcorn yang matang, sedangkan jagung yang kurang beruntung tadi aku pasang lagi diatas kompor dan gak lupa aku tambahin mentega. Siapa tau bisa meletus lagi.
Ternyata dugaanku salah, jagung tadi gak ada perubahan sama sekali. Tidak ada letusan lagi. Baiklah, mereka jagung-jagung yang tidak diberkahi dewei fortuna.
Kesimpulan terakhir, peristiwa dalam kesempatan itu datangnya hanya sekali. Ketika benar-benar melewatkan atay menyia-nyiakannya, mustahil untuk mengulangnya kembali. So, dont waste ur time. Karena menyesal itu belum ada obatnya.
0 comments