Just For Fun Berujung Baper

June 04, 2015



Hello there, how was your day? Hope you always have a great day. As you know, fellas, proses berkenalan dengan orang yang tadinya asing kemudian menjadi sangat akrab itu menyenangkan. Menanyakan banyak hal tentang dirinya, dia pun juga menanyakan hal yang sama. Bertukar pikiran, membagi opini, becanda sampai guling-guling di kasur atau sampai ada hari dimana salah satu diantara kalian minta kepastian.


Ketika kamu bertemu dengan orang asing kemudian berlanjut ngobrol via media sosial, kamu sudah set expectation dan mind kamu untuk apa dan bagaimana kelanjutan hubungan kamu dengan dia. Misalnya saja, yang banyak sering terjadi, kamu lagi asyik tuh chatting sama pacarnya orang atau siapapun itu. Dari awal, kamu udah janji dan berprinsip, "Aku gak bakal bawa bawa perasaan. Anti baper. Ini just for have fun."
Seiring waktu, seiring berjalannya perkembangan gaya obrolan kalian di chat, seiring bertambahnya emot titik dua bintang plus sticker lope lope, apakah kamu masih yakin untuk tidak baper?

Aku punya temen, dia single, sebut saja Mawar. Nah, Mawar ini lagi deket sama kakak kelasnya waktu SMA dulu. Ketika saya menanyakan, "Ciieee...gebetan baru..." kemudian Mawar dengan yakin menjawab. "Apaan sih, nggak lah. Ini kita cuma chatting biasa aja."
"Chatting biasa tapi kok ada lope lope gitu."
"Ya 'kan becanda, Lid..."
"Oh, becanda toh."
Asal kalian tau, ketika gaya ngobrol yang tadinya kasar semacam lo-gue berubah menjadi aku kamu, maka tingkat kebaperan meningkat.

Aku punya temen lagi, dia juga single, sebut saja Anggrek. Anggrek ini lagi dideketin sama pacar orang. Sebagai teman yang baik dan berpengalaman, bilang dong "Eh, kamu jangan main-main sama pacar orang. Nanti kamu sendiri yang sakit hati. Bahaya."
Dengan tawa tengilnya, Anggrek nyeletuk, "Sakit hati apaan? Nggak lah, ini cuma main-main. Toh kita juga udah komitmen kalo sekedar temen telfon dan chatting aja, sumpah gak ada perasaan apa-apa." Hmm...baiklah kalo begitu.

And...you know what? Mawar dan Anggrek lagi dilanda kegalauan yang akut, penyebabnya tidak lain adalah kepastian yang mereka tuntut dan inginkan masih dibekukan oleh Kemenpora, alias digantungin. As you know, perasaan itu bukan baju yang digantungin di bawah terik matahari, masih mending baju itu bakal diangkat. Kalo perasaan? Sampe kering kerontang pun kalo gak ditangani pasti bakal sakit sendiri. Am I wrong?

Iya bener kamu dari awal udah ekspektasi kalo gak bakal terjadi apa-apa atau perasaan kamu stagnan gak bakal bawa bawa perasaan. Tapi? Sederhanya begini, kamu gak bakal tau kalo besok itu hujannya gerimis atau deras, kamu gak bakal tau besok semut di dinding mati, kamu gak bakal tau besok ada kucing kawin, apalagi perasaan kamu yang sifatnya sensitif? Ketika kamu yakin kamu berprinsip "just for have fun", ada saatnya ketika dia gak chat kamu, kamu menunggu dan bertanya-tanya alasan kenapa dia gak ngontak. Ada saatnya, kamu menyakan apakah dia punya perasaan yang sama. Ada saatnya, ketika perasaanmu yang tadinya biasa-biasa aja, digiring oleh waktu ke ruang yang butuh kepastian dan keseriusan. Kalo udah begitu, mau gimana?



So, review dari semua apa yang saya jelaskan, untuk siapapun kamu yang lagi dekat dengan orang yang kamu anggap biasa saja tapi tiap hari selalu ada, be brave kamu harus terima ujung ceritanya seperti apa. Entah dia yang baik, yang lucu, yang humoris, ternyata ujung-ujungnya no comment ketika ditanyai kepastian. 

You Might Also Like

0 comments

Subscribe