BANGGA JADI DIRI SENDIRI

February 20, 2015

Just be ur self.
Bangun siang dan begadang sepanjang malam for nothing. Bercita-cita langsing tapi hobi ngemil tanpa henti. Jangankan istri idaman, menggoreng telur aja selalu ada gosongnya. Sama sekali tidak ada talenta.

Well, satu paragraf diatas adalah deskripsi singkat tentang saya. See? Tidak ada yang bisa dibanggakan.
Siang kemarin di rumah, tiba-tiba bude nyeletuk. "Umurmu berapa sih lid?". Jawabku, "Sembilan belas lah bude. Kenapa?"
"Nggak, bude lihat kamu itu ibarat bunga, udah mulai layu."  
"Wah, layu gimana bude? Umur angka dua aja belum nyampe. Layu gimana bude?" Bude gak jawab cuma angkat bahu dan melayangkan topik ke arah kapan aku balik ke Malang. Apa yang bude nyatakan, tentang bunga yang sudah layu, masih kepikiran sampai detik ini.

Really? Udah layu? Maksudnya apa? Aku jadi inget lagi topik pembicaraan sama temen-masa-lalu waktu liburan di Bali seminggu yang lalu. Iya, temen-masa-lalu (you know what I mean lah). Pas aku tanya, "Pacar kamu siapa sekarang? Anak mana?" Dia menggeleng dan jawab, "Aku gak punya, Lid. Gak punya niatan juga."
"Oh ya, kenapa? Masa sih gak punya?"
"Sekarang, di masa ini, udah bukan waktunya nyari pacar main main lagi lid." Oke, aku tau apa maksudnya. 
"Jadi intinya sekarang kamu nyari calon istri bukan pacar?" Dia angkat bahu yang artinya iya setuju."Kenapa?"
"Lidya, orang yang udah kerja itu apa yang mereka pikirkan bukan nyari pacar yang cantik atau cocok untuk dikecengin, tapi yang cocok untuk masa depan. Pacar sama pendamping hidup itu beda jauh. Mungkin bagi kamu yang masih kuliah, yang masih ngabisin duit orang tua, pikirannya masih pendek. Cari uang itu susah, jenjang karir, dan masa depan. Cuma itu yang ada di pikiran orang yang udah kerja."
Aku cuma bisa bilang oh gitu aja.

Kemarin juga pas lagi ngumpul bareng temen deket, kita lagi ngobrolin sesuatu. Entah lupa apa itu pemicunya topiknya, aku bilang, "Aku sadar diri kenapa sampe sekarang masih tetep gak laku."
"Kenapa, Lid?" Tanya Adit, one of my friend yang selalu kasih wejangan.
"You know lah, Dit. Kamu bisa lihat 'kan, aku sama sekali gak pantas dipacarin (dengan tabiat dan bad behave yang aku punya). Jauh dari kriteria wanita yang harus dipacari." Sungguh, pengakuan tulus dari hati paling dalem.
"Hahaha..." Adit ketawa, aku pikir dia mau bilang aku salah menilai tapi ternyata... "Akhirnya kamu sadar, Lid. Sebenernya aku pengen bilang dari dulu, tapi sungkan." 
Huanjeeeeeeeeer.....di saat teman cowok menyatakan memang ada yang salah dengan diri saya, disitu kadang saya merasa sedih...


Sampai disitu, aku refleksikan apa yang aku dapat dari opini bude tentang bunga yang melayu, teman masa lalu yang bicara tentang keseriusan hidup, dan adit sebagai teman yang menyatakan setuju kalau memang ada yang salah dengan diri ini. Helo, umurku masih/udah berapa sih. Sembilan belas. Tentu di masa ini seharusnya aku bisa melewati masa transisi, antara remaja ke dewasa. Tapi...

Ya, memang aku sadar dan mengakui ada yang salah. Dari cara berpakaian sampai tata caraku berbicara. Aku yang lemotnya bikin orang kesel, aku yang bikin orang bete karena gak nepatin janji, dan aku yang mengecewakan/melukai orang yang gak bersalah karena keegoisanku sendiri. Ya, aku tau dimana lubang masa laluku. Tapi aku mikir lagi, this is me and this is real. Aku memang harus menutupi lubang kesalahan masa lalu dengan tidak mengulanginya lagi, but it doesnt mean aku harus mengubah apa yang udah aku bangun dari kecil. If you dislike me, it's okay. Aku makan tiap hari bukan untuk impress you everyday. Aku yang punya selera humor beda, blogger abal abal, dan pikiran lemot ini. 


But I totally felt like this is me. I am proud of me. Masalah pacar dan pendamping hidup, sebenernya itu sama sekali gak merepotkan. Sebenernya. Aku udah punya keputusan dan tekad yang bulat, aku belum bisa meresmikan apa itu pasangan hidup sampai bisa membiayai dua barbel di pundakku. Farel dan Nova. Mama, my single fighter mom lagi berjuang jadi tulang punggung keluarga bayarin ukt kuliah dan beberapa pengeluaran my teen's stuff. Someday, setelah mendapatkan gelar itu, tidak ada prioritas lain selain membalas jasa beliau. Masalah jodoh, it's number 27th. That's it.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe