Pengecut Beribawa

July 26, 2013


Entah untuk mengisi waktu kosong, atau memang membutuhkannya. Dua hari terakhir, dengan rasa penasaran yang dahaga, sejenak aku jadi penguntit. Mantengin profilnya, dan semua yang bersangkutan dengannya-yang semampuku bisa aku jangkau dengan internet. Biasanya aku memang stalker, tapi cukup untuk sekali untuk melihat perkembangannya, tidak seperti sekarang; ingin tau banyak perubahan tiap detik tentangnya. Seriously, ini menggelikan.

Jujur saja, menjadi penguntit jarak jauh adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tidak mudah menanggung resikonya; perasaan yang tersinggung dan terkadang menjengkelkan, cukup menjengkelkan mengetahui hal tentangnya yang bikin orang cemburu. Cemburu banyak definisinya. Cemburu karena dia better than...? Cemburu karena dia menarik dan tidak bisa mendapatkannya? Cemburu dia memiliki segalanya dengan tepat? Atau cemburu seolah waktu dan keadaan tidak mengijinkan untuk memilikinya? Bisa jadi begitu.

Melakukan pekerjaan penguntit ini membuatku menjadi pengecut. Menopang dagu, menarik scroll layar ke atas ke bawah, kadang tersenyum, kadang sedikit marah, dan bahkan tidak jarang terpesona sedikit. Sialnya, tidak ada alasan untuk dijadikan modus. Say hello to him, talking about why the moon cannot see the sun? Thats...a DREAM.

Oke, tingkahku sebagai penguntit tidak jauh beda seperti berdiri di persimpangan jalan, bersembunyi, dan melihatnya punggungnya yang menyusuri jalan. Dan kadang geram melihatnya ngobrol dengan wanita lain, walaupun sepengetahuanku bukan kekasihnya. Diam saja disini tanpa mengatakan sepatah kata, setidaknya membuatku menjadi penguntit yang beribawa. Tidak terlalu banyak tingkah, pasif, tapi sensitif.

You Might Also Like

1 comments

Subscribe