Ini Dia Pahit Manis Kerja Kelompok Tugas Kuliah, Pernah Mengalaminya?

June 10, 2016



Berhubung semester enam mau berakhir, maka masa perkuliahan dan tugas kelompok bakal ikutan berakhir. Selama enam semester ini, gak pernah lepas sama yang namanya tugas kelompok/project. Setiap mata kuliah pasti ada. Mulai dari kelompok yang enak sampai yang terpahit pun punya cerita sendiri. Nah, berikut rangkuman kisah pahit manisnya kerja kelompok yang-pasti-pernah kalian alami sendiri.


1. Stereotip Pada Teman Sebagai Anggota Kelompok

Stereotip biasanya muncul kalau udah mulai semester tua. Karena kalian udah menyimpan track record teman-teman kalian meski kalian belum pernah sekelompok. Misalnya, kalian pernah dapet gosip kalo si dia kalo ngerjain tugas mageran dan molor. Ketika kalian sekelompok sama dia, kalian langsung berasumsi kalau dia tidak berfungsi dan mempengaruhi pembagian kelompok. Nah, untuk itu, let me tell you true story pada case kayak gini.

What you think for the first time, doesn't mean it will be the same with the second one. Maksudnya, kalian jangan membuat stereotip dia pemalas atau dia yang menguntungkan. Kalian salah besar. Apalagi kalian dengernya dari gosip bergosip. Hmm...kurang-kurangin. Siapapun pasangan kelompok kalian, it happens for a reason. Yang kalian anggap mempesona di kelas, belum tentu dia enak diajak kerjasama. Yang kalian anggap annoying di kelas, belum tentu dia mengecewakan diajak kerjasama. "Yes! Sekelompok sama dia! Tugas pasti perfect!" kemudian kenyataannya, JENGJENG, gak sesuai ekspektasi. Justru yang tadinya dianggap useless, cukup berkontribusi. See? Pokoknya yang kalian lakukan jangan pakai cara kerja pukul rata, orang itu punya kemampuan kadar yang berbeda. Pakailah cara kerja kelompok dengan pembagian yang sesuai, yang sesuai dengan kemampuan tiap anggota, misal dia yang bisanya di paper, letakkan di paper. Dia yang cuma bisa desain, letakkan di bagian desain. Dia yang cuma bisa bikin ppt dan nge-print pun, biar kan aja, yang penting dia did something than nothing 'kan?

2. Di Read Aja

Hehe kalo yang ini legenda banget. Everytime and everywhere, apapun dan bagaimanapun kelompoknya pasti mengalami kejadian di-read by sekian orang. Ya, sangat, momen ini sangat menyebalkan. Tapi, lihat dulu kasusnya. Coba breakdown alasan dibalik kenapa cuma di read aja ya.

1. Kalo kalian nanya di grup, 'Geng, gimana tugasnya?' yakin deh 1000% cuma di read aja. Di bales pun, balesannya bakal berbunyi "Iya nih, gimana tugasnya?" kemudian bersambung "Iya, kapan ngerjain nih?" dan terus menggema seperti itu. Orang bertanya, jangan dibalas bertanya juga. Langsung tembak aja, hari dan jamnya kalian kapan bisa kumpul. Yakin deh, lainnya pasti ikutan memberi opini bukannya balas pertanyaan yang sama. Karena kebanyakan dari mereka adalah follower.

2. Mungkin dia yang lagi read aja, dia lagi ada di momen dimana gak bisa diganggu. Misalnya? Banyak. Bisa aja mereka lagi quality time bersama teman, pacar, dan keluarga. Atau bahkan dia yang lagi me time nonton serial Game of Thrones, who knows? Kalian pasti sering lihat kejadian dimana dia cuma read aja tapi update di snapchat dan path lagi jalan-jalan, kemudian kalian baper dan gosipin dia ke temen-temen. Ya namanya manusia ya, konsentrasi tentu gak bisa dipecah jadi berkeping-keping. Jadi wajar aja kalo dia lagi liburan atau main kemana dia gak bisa berkutik tugas alias berakhir cuma read di grup, sedangkan kamu memikirkan tugasnya dia kok gak dikumpulin. Hmm, big problem banget ya. Gak apa-apa, let it be kayak katanya Beatles. Hestek Think Positive.

Setelah mereka mulai fokus sama tugasnya, mereka pasti bakal membalas setelah pagi tadi cuma read aja. Intinya, semua orang bahkan kamu sendiri, kalo ngerjain tugas pasti by mood. Yang membedakan, gak semua orang punya mood yang sama di waktu yang sama. Jadi, ketika kamu mood ngerjain tugas, belum tentu dia mood, alhasil dia cuma read aja. Itu? Wajar.


3. Marah-Marah & Sindir-Menyindir Di Grup

Pasti kalian pernah mengalami jadi pemarahnya atau yang dimarahi. Kalian tau gak apa yang dipikirkan para reader ketika kalian marah-marah di grup? Satu kata = alay. Ngapain marah-marah di grup, ngabisin tenaga dan emosi yang cuma bisa diluapkan via dunia virtual. Contohnya:
Geng, gimana kok gak ada yang bales ini!
P
P
P
Kok tega banget sih cuma di read?
KALIAN GAK PENGEN TUGAS KITA SELESAI?
WOI!!
TERSERAH KALIAN!!
*padahal gak di read sekian detik, ngetik 'kan butuh waktu juga ya --"

Ekspresi para reader would be like "Huh? Apaan sih nih anak?"
As you know, there's no leader in a group. Gak ada leader di kelompok tugas, jadi sebenernya yang marah di grup itu kurang berhak marah-marah di grup. Dan mereka yang sebenernya cuma nge-read, mereka berhak untuk ngeread aja. Serius. It depens on their responsibility to their duties, jadi barometernya cuma tanggung jawab. Ketika dia yang mulai dari awal cuma read dan gak kontribusi, berarti dia gak bertanggung jawab, that's it.Toh mereka yang nge-read aja udah dewasa, udah tau mana yang baik dan benar. 

Sedangkan untuk kasus sindir-menyindir, hmm...it's not good at all. Better kamu mention namanya langsung atau chat personal. Ketika kamu menyindir di grup, semakin besar ignorance yang kamu dapat dari anggotamu. 



4. Pembagian Tugas Kelompok

Seperti yang sempet dijelasin diatas, kalo ada yang tanya di grup "Geng, gimana nih tugasnya?" maka jangan dibalas tanya juga. Nanti bakal menggema dan begitu terus sampai Ned Stark bisa hidup kembali di Season 7. Coba deh, ketika ada yang memancing "gimana tugasnya" untuk pertama kali, kamu bikin list pembagian tugas. Kemudian kamu jelaskan kamu mau ngerjain bagian mana atas dasar kemampuanmu sendiri. Gak masalah ketika kamu udah ngelist tugas sekian banyak, kemudian kamu beropini kalau kamu cuma bisa bikin ppt dan ngeprint. Setidaknya kamu bisa jadi starter, lainnya pasti menyusul dan mengisi tugas yang kosong. Intinya, jadilah starter untuk pembagian tugas. Kenapa? Supaya efektif dan hemat waktu. Pertanyaan "gimana tugasnya" yang saling lempar pertanyaan seperti itu hanya mengulur waktu, lebih baik langsung tembak kamu bisa ngerjain apa dan menentukan deadline. That's it, looks simple right? Tapi pasti gak sesuai ekspektasi heheh, yang penting ada "usahanya" untuk bikin list pembagian tugas dulu.



5. Selalu Jadi Back Up-an Kalo Ada Yang Gak Ngumpulin Tugas

Ini nasib para finishing. Biasanya, banyak yang mengira jadi finishing adalah bagian tugas ter-apes sedunia. But, NO!!! Justru sebaliknya. Ada suka dukanya jadi finishing. Berawal dari duka; ada anggota yang ngirim bahan tapi copas-an semua--hasil wikipedia atau blogspot, ada anggota yang gak ngumpulin tugas kemudian muncul di pagi hari dan baru ngabarin, ada juga yang di grup cuma read aja tapi giliran ditanya nama lengkap dan NIM langsung muncul semua. Wew emejing banget. 
Kalau sukanya: memang sih kalian nge-back up tugas teman kalian, mulai dari mengedit sampai mulai lagi dari awal, tapi tau gak sih? Kalian beruntung ketika ada di posisi ini. Kalian menguasai semua materi bahkan tanpa baca PPT pun ketika presentasi kalian sudah hafal di luar kepala. Ketika teman kalian sibuk nyalin catetan di secarik kertas, kalian tinggal melipat tangan dan tersenyum mengangguk. Senyuman kemenangan. EHEHEH.

Intinya, kalian kalo ngerjain tugas itu selaw but keep goin' on. Jangan marah atau nyindir di grup. Apalagi baper sampai dendam gara-gara dia yang cuma read aja, siapa tahu dia yang cuma read aja suatu saat jadi jodohmu? Atau jadi bosmu? Who knows? 


Hikmah kuliah selama enam semester ini, kalo ngerjain tugas gak usah ngoyo atau crazy about perfectness. Tugas kalian jelek, sedang, bagus, semua ada di tangan dosen. Jangan berekspektasi tinggi atas kerja keras kalian, kalian merasa did the best tapi di mata dosen belum tentu. The thing is, seng penting kelakon alias tugasnya selesai tepat waktu. Udah sih gitu aja. Gak usah dipikir repot-repot. Kuliah cuma sekali, jangan disesali cuma karena baper di read aja, teman adalah teman, dan percayalah everythings happen for a reason. Dengan siapa pun kalian berkelompok, it means something, so deal with it.


You Might Also Like

4 comments

  1. Sengaja cari blog yg isi tulisan nya begini supaya bikin mood balik lagi buat bikin tugas kelompok. Thankyou 💖

    ReplyDelete
  2. Bagaimana jika kuliah dengan kelompok, terus mengapa seandainya jika salah satu tidak bekerja atau hanya mencantumkan nama saja?

    ReplyDelete
  3. kok bisa sih positive thingking kayak gini? :) karna sejak jaman sekolah gw selalu diandelin berkat label anak pinter dari guru2 dan saat kerja kelompok gk suka sambil ngerujak, akhirnya gw justru ngetik sendirian sambil ditemani anggota kelompok yg ngerujak :) trus lanjut kuliah pun terus dpt label anak pinter dan rajin, ditinggalin temen makan siang pdhl gw udh nunggu lama. akhirnya di semester tua ini ngerasa males menghadapi org2 semacam itu, ya.. apalagi yg udh tau tabiatnya di semester lalu kayak gak dibentak gara2 nyuruh gw nyuruh ngirim tugas. Pernah jg bikin status whatsapp ttg itu, tp itu gk menyelesaikan apapun, gw merasa harus ada yg diperbaiki dari diri gw sendiri, gw mungkin merasa lebih pinter daripada mreka ataupun gw yg perfeksionis. Tp, blog ini bikin gw melihat dari sudut pandang lain, setidaknya gw harus mengendalikan apa yg bisa gw kendalikan daripada musingin org lain yg copy paste, gak ngeread, gk ngapa2in, ya itu masalah mereka. seharusnya gw fokus sama diri sendiri aja, emng nih gw terlalu overthinking jd nyusahin dirin sendiri dan ngebatin. anjir gw jd curhat kan :v

    ReplyDelete

Subscribe