I Wish I Have Time Machine

September 14, 2015

Seandainya kamu punya mesin waktu, what will you do? Mungkin saya akan membuat 1000 lebih list "what to do" kalau saya punya mesin waktu. Bukan masalah memperbaiki masa lalu yang usang, atau sekedar merubah nasib yang sudah semestinya. Kadang saya merasa iri dengan para pendahulu, masa mudanya para orang tua. Mereka, para anak muda yang bersenang-senang sebelum penemuan Mark Zuckenberg dan lainnya bermunculan, saya ingin menikmati masa itu. Sayang sekali, masa itu hanya bisa dinikmati lewat film-film retro yang diproduksi di masa kekinian.


Saya ingin menikmati hobi-hobi yang kini tenggelam berkat teknologi. Seperti mengumpulkan koleksi perangko, surat-menyurat, bersepeda di jalan raya atau sekedar mengobrol dengan orang asing di taman. Bukan berlomba-lomba bermuka jelek dengan aplikasi dubsmash, bernafas di depan snapchat, and related things. 


Kenapa merindukan surat-menyurat?

Karena ada sesuatu yang indah dan worth it di dalamnya. Mulai dari pilihan kertas dan amplop yang dibeli, pena yang dipakai, pilihan kata-kata yang akan ditulis, hingga sensasi mengoleskan tinta diatas kertas surat. Jangankan untuk menulis surat, sebagai penerima surat pun merasakan hal yang sama. Mendapatkan sepucuk surat yang tak terduga dari siapa, tulisan tangan yang harus ditebak, hingga keinginan untuk membalasnya dan menantikan balasannya lagi.



Kenapa mengoleksi perangko?

Karena itu unik. Jaman sekarang mau koleksi perangko? Di kantor pos cuma ada beberapa jenis aja, syedih banget.

Kenapa bersepeda di jalan raya?

Bersepeda dapat membuat pikiranmu segar. Kaki yang menggayuh, tangan yang pegang kendali setir, mata yang menyapu pemandangan, dan pikiran yang melayang. Hmmm...rasanya menyenangkan kalau dibayangkan. Tapi, mustahil sekali hobi itu bisa ada. Jalur bersepeda sekarang udah jadi jalur pengendara sepeda motor yang gak sabar pengen nyerobot jalan. Belum lagi polusi dan bisingnya jalan bikin suasana semakin jenuh. 

Tapi, back to our self again, the world already give us what we need. Perubahan itu sifatnya abadi. Sampai kapanpun, tidak ada yang tetap, selalu berubah. Mulai dari dulu hingga sekarang. Jadi, syukuri aja apa yang di depanmu. Enjoy your time, your road, and be happy where and when it will be.



You Might Also Like

0 comments

Subscribe