Lima Belas Tahun Berpisah dan Kita Dipertemukan Kembali

July 09, 2015


 
Hi, there. How was your day? Hope you always good as usual. Kamu pasti pernah ngerasain gimana bosan dan flatnya hidup. Aktivitas yang monoton, kesusahan yang sama, tidak ada warna sama sekali, pokoknya  semua bikin penat, belum lagi masalah-masalah yang hanya kamu sendiri yang tau. Tapi, tahukah kamu, Tuhan selalu punya kejutan di hari-hari misteriusmu. Tidak kenal waktu atau apapun itu, bahkan Tuhan menyiapkan kejutan itu 15 tahun lamanya. So, I will tell you my kind of sweet story about my "Lok" family.

Lima belas tahun itu bukan waktu yang singkat. Terakhir ketemu Papa Afe (papa kandung) di depan gerbang TK Pertiwi, disitu juga masih ingat percakapan terakhir. 
"Papa mau kemana? Tungguin Lidya sampai pulang."
Papa jawab, "Papa pulang bentar. Nanti jemput Lidya lagi."
"Janji papa jemput?"
"Iya," katanya sambil melambaikan tangan, menunggu putri kecilnya masuk kelas. Sampai parkiran sepeda habis, sampai sekarang, papa belum juga datang menjemput.

Entah bagaimana awalnya, Tuhan menyisihkan plot cerita yang menarik. Papa berusaha menghubungi putrinya kembali, mulai dari telfon ke kepala desa dan di pingpong, dia mendapatkan nomor putrinya.
Setelah saling kontak via telfon, akhirnya tepat 28 Juni 2015 kita berdua dipertemukan. Meskipun harus menempuh 16 jam di kereta sendirian, saya rasa itu impas untuk bertemu dengan ayah yang hilang 15 tahun lamanya.

Pertemuan pertama di stasiun, quietly speecless. Sampai rumah pun masih awkward dan speechless. Okay, I have to be my self to face my daddy.
"Papa seneng gak ketemu Lidya?"
"Ya seneng lah."
"Lidya sama gak seperti yang papa bayangin selama ini?"
"Iya, sama."
"Papa nyesel gak bisa ketemu lidya?"
"Ya nggak lah, papa seneng bisa ketemu lidya."

Biarpun papa jawabnya singkat dan sepadat-padatnya, I know he mean it so much. There's something different. I dont even remember his face since we separated for 15 years. Lupa wajahnya. Lupa semuanya kecuali momen perpisahan dulu. Menghubungi putrinya, otomatis menghubungi lagi mantan istrinya. Mama.
Selama disana, papa treat me as princess. Mau makan di ambilin piringnya, sendoknya, ditanyain mau makan apa, bahkan sampai ditarikin kursinya. Bukan cuma itu, berhubung Im the one who do fasting, papa selalu jadi paling khawatir. "Lidya tadi minum dikit ya sahurnya? Lidya sekarang pasti haus ya? Lidya kalo gak kuat batalin aja puasanya. Disini beda sama di Malang, disini panas banget kasian Lidya."
Begituuu terus. Tapi Alhamdulillah biarpun Bekasi dan Jakarta sepanas itu, puasa lancar.

Well, kenapa judulnya bertemu dengan "Lok" family. Karena papa termasuk keluarga chinese dengan marga Lok. Lok Min Chiang, Lok Pau Cu, Lok Pau Ik, Lok Ming Shiung, Lok Ming Fe, Lok Ming Wa.
Selain bertemu dengan papa, Lidya ketemu juga keluarga lain. Kuku Aik, Susu Wawa, Kuku Achu, Koko Cuncun, Sinsin, Neenee, Felix, dan Cece Yusi. Hm, banyak deh keluarganya papa gak bisa disebutin satu-satu. 

Meskipun hanya seminggu, we spent time together dengan senang hati. They're lovely and kind. Meski mereka tahu Lidya sekarang seperti apa dan bagaimana, mereka mau nerima Lidya as part of family. Belum lagi disana ada dedek Neenee yang imutnya level maximun. Semua adik kecil disana memanggil saya Cece Lidya.
Well, itu aja ya my little sweet story. See? Life was never flat. Bahkan, I always asking where and how was my dad going on. Is he still alive? Life well? Forgot me? 

And yesterday, was the answer of my 15 year. Thank you, Ku Aik atas apa yang sudah dikasih ke Lidya, buat Cece Yusi yang gak nyangka banget ternyata kita punya banyak kemiripan ^^, dan tentunya Papa Afe yang sudah bikin Lidya ada disini.

Ini bareng Kuku Aik sama si imut Neenee


Nene dan Papa Afe

Koko Cuncun dan Cece Yose yang baik

You Might Also Like

0 comments

Subscribe