My 20th's Reflection
July 31, 2015Hi, kamu yang disana. How was your day? Hope you always good and great there. Semua makhluk hidup di bumi ini seiring waktu bukan semakin muda tapi semakin tua. Semakin tumbuh bentuknya dan berkembang pola pikirnya. Yah, apalagi ketika usia menginjak kepala dua. Usia yang rentan ditanyai dengan pertanyaan yang sama, godaan yang besar, masalah yang kadang bikin jerawat tambah banyak, dan masih banyak hal lain yang datang dan pergi di usia dua puluhan.
Beda dengan taun lalu, the day when I was born dirayain cukup dengan doa aja. Kalo taun lalu pake acara surprise tepung, tart, lilin dan tawa canda sekeluarga. But now, everythings gonna be different. The one who first time ngucapin ultah ya wanita yang melahirkan saya. Mama yang jauh disana ingat dengan ultah putrinya. Sedangkan yang di rumah gak ada yang inget --" syedih tapi yaudin lah ya.
Beda dengan usia belasan kemarin, rasanya ultah itu hari yang harus dirayain dengan banyak orang dan tart serta lilinnya. Tapi ketika udah kepala dua gini, justru memikirkan hal lain. You know, when you're turning 20th, it feel like you have to open the door and jump to another room. Zonanya udah bukan belasan taun lagi, tapi zona dua puluhan. Seperti apa sih zona dua puluhan itu? Nah, jawabannya learning by doing aja. Semua orang pasti punya versi zonanya sendiri.
Let's talk about my reflection on my 20th. Apa aja yang udah dilalui dan dipelajari selama ini.
Well, so far Alhamdulillah ya udah melalui m4s4 4L4y y4n9 94k k3TuLun94n. Udah pernah disakitin, diselingkuhin, nyakitin orang sampe ganggu hubungan orang lain. Selain itu juga belajar banyak dari pengalaman berorganisasi. Belajar bagaimana mengorganisasikan diri sendiri dan orang lain. Pahit manisnya jadi mahasiswa sampai gimana jadi kakak panutan kedua adik di rumah. Dari semua itu, tentu pernah jatuh dan bangkit lagi. Saya belajar mana yang benar dan salah during my experience yang udah dilalui. Selain itu, I learn how to be my best self. I'm tryin to be my best self.
Biarpun kadang gak percaya, ih gila ya, udah 20 aja umurnya. Perasaan dulu masih 15 deh, masih inget awal hari pertama ospek SMA kena masalah gara-gara celana SMP jebol dan pake tembelan cap ganja rasta. "MAU JADI PREMAN HAH???" bentak kakak kelas galak si kumis lele.
Masih inget Lidya yang masih SD punya masa lalu yang mengesankan. Seperti berangkat ke warung naik sepeda, pulangnya jalan kaki. Disuruh beli shampo, pulangnya bawa kecap sachet. Atau, pernah pulang sekolah naik sepeda gayuh dan entah kenapa nabrak truk fuso yang diam tak bersalah. Pernah juga sepatu ilang dipungut pemulung ketika lagi bersantai manjat pohon kismis di belakang kantor polisi Genteng. Masih inget juga dikejar satpam KDS gara-gara salah bawa kresek belanjaan pelanggan lain. Yaa...minta doanya aja, hal-hal yang bikin malu gitu gak bakal terjadi lagi setelah saya melalui 25 Juli 2015 ini.
Dan sekarang udah berhadapan dengan angka 20, dimana pertanyaan "Lidya udah punya calon belum?" dan sejenisnya bermunculan. Jangankan calon, mendefiniskan what is your ambition in life and what is your passion aja masih belepotan kok udah berani jawab calonnya siapa. Your journey still loooooong and looooong away.
Lagipula, what I have to know now: I'm standing as Lidya with her 20th years old. Semoga apa yang udah jadi kesalahan, gak bakal jatuh di lubang yang sama. Karena moto dalam hidup saya adalah ANCORA IMPARO. I always learning from simple thing everyday. This is my kind of reflection, how about you?
0 comments