Time Went So Fast
March 13, 2015Ini karena faktor usia yang mulai tua atau memang bumi berputar dari porosnya lebih cepat dari biasanya? Satu hari cuma kerasa satu kedipan mata saja. Perasaan baru kemarin weekend, sekarang ketemu lagi sama weekend. Eh, besoknya udah Senin lagi. Sedihnya, hari demi hari terlewati, minggu demi minggu terlampaui, bahkan bulan bulan pun berganti, tapi progress yang diharapkan belum satupun tercapai. Terus, selama ini ngapain aja? Itu, itu pertanyaan yang sulit dijawab.
Ketika saya merasakan awal bulan, tiba-tiba sudah berada di awal bulan yang lainnya, saya sadar lagi. We do not have any a lot of time. Masa remaja? Lewaaat. Udah bukan waktunya ngabisin duit, main-main, bahkan lagi act too much for lover. Umur udah menginjak masa produktif, at least, menghasilkan sesuatu atau belajar sesuatu yang bisa dipakai modal untuk masa depan nanti.
Kuliah bukan tempat ngeksis atau nyari temen buat nongkrong di cafe baru sekedar selfie-upload-instagram. Kuliah adalah transisi menjadi orang yang punya output bagus dan tervalidasi atas sarjananya.
Semester satu, dua, tiga, oke lah ya buat main-main. Belajar pake sistem kebut semalam, tugas pun di print dua jam sebelum dikumpulin. Tidur malem bukan karena nugas, tapi movie maraton. Gitu protes kinerja pemerintah atau instansi gak bener, lah diri sendiri aja belum bener kok main judge orang lain? Think again.
Yah, habis ini mau magang, terus skripsi, wisuda, trus mau kemana? Kerja, oke. Nyari duit, pasti. Bahagian keluarga, wajib. Bahagian diri sendiri? Itu teka-teki Tuhan yang paling indah sekaligus misterius. Oleh karena, itu, setiap hari saya berpikir pelan-pelan. Apa yang dapat saya lakukan untuk bekal setelah diwisuda nanti. I am not time waster, I am the women who want to make their family and herself happy as it used to be.
0 comments