Kami Bukan Koruptor, Kami Hanya Hewan Endemik Tanpa Fasilitas

June 14, 2014




Rabu (11/06) saya menemani adik saya bernama Nova untuk mengunjungi taman rekreasi di Banyuwangi sebagai acara rekreasi sekolahnya. Biaya tiket masuknya murah, hanya 15.000 Anda bisa mengunjungi kebun binatang mini dan berenang di pemandian yang difasilitasi water boom. Yang saya bahas disini bukan tentang bagaimana asyiknya bermain disana, tapi perhatian saya terfokus pada fauna langka yang ada di taman rekreasi itu.


Betapa miris rasanya jika Anda memiliki rasa empati yang sama dengan saya ketika melihat fauna langka yang dipamerkan di kebun binatang mini itu. karena apa, makanannya sudah dihinggapi lalat (busuk) dan kandangnya tidak dibersihkan.

Yang paling menyedihkan, saya melihat Orang Utan dikurung di kandang yang, maaf saja, bagi saya itu lebih buruk dari penjara napi. Penjara napi saja memungkinkan napinya untuk bergerak, sedangkan Orang Utan yang saya lihat disana tidak bisa bergerak sama sekali hanya merentangkan tangannya di jerujinya dan menatap pengunjung yang gembira mengabadikan gambarnya.

Look at his eyes
Memang, Orang Utan tidak memiliki otak sepintar manusia tapi mereka juga punya hati dan perasaan yang sama (meski tidak serumit manusia). Tapi mereka bisa merasakan stres dan bagaimana rasanya dikurung di penjara yang tidak bisa membuatmu bergerak sepuluh senti sekalipun.

Saya ingin marah tapi kepada siapa, pemerintah atau pemilik modal? Itu tidak akan membuang waktu saya jika hanya mengumpat dan menghujat mereka. Mereka--siapapun mereka yang sudah mencuri kebahagiaan Orang Utan untuk bisa hidup di habitatnya--mereka harus membayar harga yang setimpal, beri mereka fasilitas kandang yang luas dan bersih serta makan yang tidak busuk. Yang benar saja, Orang Utan bukan koruptor yang harus dipenjara, mereka hanya hewan endemik yang perlu difasilitasi dan diberi kasih sayang sebagaimana alasan "mereka" membawanya selain sebagai keuntungan komersial.


Anyone can give her any space to move out?
Saya hanya orang awam yang tidak punya daya untuk memperbaiki hak-hak hewan endemik, hanya bisa bersuara melalui tulisan ini. Setidaknya, siapapun Anda, relawan atau pecinta alam pertiwi ini, bantu para hewan endemik yang dipajang di kebun binatang tanpa fasilitas memadai itu untuk mendapatkan ganti rugi yang sepadan atas hilangnya harapan mereka untuk kembali ke rumah asri mereka. Mungkin saya terkesan "sok tahu" atau "sok peduli", bagaimanapun, menurut saya cara bagaimana mencintai diri sendiri diawali dengan mencintai apa yang ada di sekeliling kita. Entah  itu flora atau fauna, lagipula tanpa mereka kita tidak bisa hidup sebagai rantai hidup yang saat ini mulai tak terkendalikan.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe