Itu hati manusia, bukan pohon beringin
August 12, 2013
Maksudnya, misalnya saja membayangkan pakek baju setelan dress coklat dengan sepatu kets warna biru. Hmn..kayaknya bagus (dalam angan-angan), tapi setelah ekseskusi ternyata...failed. Warna coklat dan biru hanya bagus dalam gambaran sendiri, tapi tidak di depan cermin.
Oke, berhubung subjeknya kali ini berhubungan pada pilihan dan tempo waktu yang diberikan untuk memilih, saya kasih contoh kasus sederhana yang umum di dunia nyata. Misalnya saja, Buncis punya 2 gebetan namanya Kentang dan Wortel. Buncis udah kenal duluan sama Kentang, mereka berdua merasa saling cocok satu sama lain. Dan Kentang juga udah ngasih sinyal-sinyal mau nembak, Buncis juga ngasih sinyal positif :3
Tapi waktu emang gak adil, ditengah-tengah hati yang berbunga, Buncis kedatangan tamu istimewa di hatinya, namanya Wortel. Wortel adalah orang baru, dan orang baru selalu penuh misteri yang mengundang hasrat untuk mengungkitnya. Dia punya daya pesona yang sama kuatnya dengan Kentang, hanya saja beda jalan dan cerita.

Jadi, bagaimana? Pilih Kentang atau Wortel? Sama sehatnya dan sama pula manfaatnya untuk program diet. Tapi, wait, hati manusia itu bukan pohon beringin. Hati manusia hanya berhak memilih satu pilihan, bukan bercabang di setiap penjuru arah.
Ada pepatah bilang, "Don't choose the one who is beautiful, choose the one who makes your world beautiful". Jangan memilih yang indah, pilihlan dia yang membuat duniamu indah. Begitulah, artikan sendiri luasnya.
Dan jika ada dua pilihan, jangan dinikmati dalam waktu yang bersamaan, mereka bukan kentang dan wortel yang nikmati jika dimasak jadi shop berkuah sedap.
0 comments