Mereka sadar aku punya mata, tapi kenapa bertindak seolah aku buta?
October 08, 2011Blogwalkers, kayaknya akhir-akhir ini postinganku bakal alay. Penuh sok puitis gitu, soalnya lagi menjiwai kata-kata alay itu. heheh....
Kalian tau? Melupakan seseorang yang kita sayang, tak semudah memblokir orang tersebut di facebook kita. Malam akan menyiksamu, dengan kenangan-kenangan yang pernah di lalui bersama. Berusaha untuk tak ingat, tapi selalu ingat. Hati bertanya-tanya, apa dia merasakan hal yang sama? Jawaban terpahit adalah, dia sama sekali tidak memikirkanmu seolah tak mengenal siapa namamu. Begitulah,
Aku punya cerita pendek, pendek banget. Walaupun cerita pendek yang terjadi siang tadi di Rumah Dinas, bagiku itu cerita yang panjang sekali menyangkut hari-hariku berikutnyaa. :'(
Apa yang kalian lakukan saat melihat sepasang kekasih bahagia? Apakah ikut bahagia juga? Tapi kurasa untuk kali ini, aku tidak bisa melihat mereka yang bahagia aku ikut bahagia.
U know, guys? Teman-teman menyorak-i pasangan baru itu, yang-di-sorakin tertawa malu-malu bahagia. Bahkan salah satu dari teman mereka, mengabadikan foto bahagia mereka. Mereka berdua menunjukkan kebahagiaan tiada taranya. Dan tidak ada yang memperhatikan seseorang yang hanya bisa diam di ruang pojok, hanya bisa mengunci bibir rapat, berusaha menggerakkan bibir agar bisa terlihat tersenyum tapi tak berhasil.
Mereka sebenarnya sadar aku ada disana, tapi kenapa tidak menghargai perasaanku? Sudah luka ditambah luka, jadi apa? Jadinya borok en, wkwkwkwk :D
Tapi biarlah, orang bahagia itu orang yang lupa akan siapa dan apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Aku bahkan bisa mengimajinasikan seperti ini...
He dan She menggunakan pakaian pengantin yang membuat mereka terlihat pasangan yang sempurna. She membawa bunga di tangannya, He menggandeng tangan She. Mereka berjalan melewati karpet merah, teman-teman mereka menyebarkan bunga-bunga sambil bersorak gembira atas kebahagiaan mereka. She dan He berjalan, melewati I'm yang cuma bisa diam tanpa suara. Diam diantara sisi kanan-kirinya yang heboh meneriakkan nama She dan He. He terlihat bahagia, begitupun She, terlihat dari senyuman mereka.
Sampai di ujung, She melemparkan bunga yang ada di genggamannya. Semua berebut menangkap bunga itu. Tapi apa yang terjadi? Bunga itu jatuh tepat di kepala I'm, padahal I'm hanya diam di tempat. Dan tangkai bunga itu menyulek mata I'm, CLUK! Begital bunyinyaa...
I'm menggosok kedua matanya yang merah, semua yang ada di sekelilingnya tertawa terbahak-bahak melihat lelucon pada diri I'm. Mereka mengira I'm terisak hanya karena keculek bunga, mereka tidak tahu, bahkan sebelum bunga menyulek matanya, ia sudah terisak. Sekian dari ceritanya....
Bagiku, luka terperih wanita adalah saat dia merasa memiliki cinta sejati yang benar-benar indah. Namun ternyata cinta sejati yang ia rasakan berada di antara sampah di tong sampah tanpa seorang pun memungutnya, terbuang sia-sia...
Dan untuk kaum adam, aku sarankan, jangan berani menyetujui untuk mengawali bila akhirnya diakhiri dengan perasaan pengecut, sekecut keringatmu. Haha :D
Memang, aku kehilangan senyuman yang selalu aku rindukan dari bibirnya. Tapi aku tahu, aku lebih kehilangan senyumanku sendiri. Yeaah~
Grudges are a waste of perfect happiness. Laugh when you can, apologize when you should, and let go of what you can't change. Fighting!!!
Kalian tau? Melupakan seseorang yang kita sayang, tak semudah memblokir orang tersebut di facebook kita. Malam akan menyiksamu, dengan kenangan-kenangan yang pernah di lalui bersama. Berusaha untuk tak ingat, tapi selalu ingat. Hati bertanya-tanya, apa dia merasakan hal yang sama? Jawaban terpahit adalah, dia sama sekali tidak memikirkanmu seolah tak mengenal siapa namamu. Begitulah,
Aku punya cerita pendek, pendek banget. Walaupun cerita pendek yang terjadi siang tadi di Rumah Dinas, bagiku itu cerita yang panjang sekali menyangkut hari-hariku berikutnyaa. :'(
Apa yang kalian lakukan saat melihat sepasang kekasih bahagia? Apakah ikut bahagia juga? Tapi kurasa untuk kali ini, aku tidak bisa melihat mereka yang bahagia aku ikut bahagia.
U know, guys? Teman-teman menyorak-i pasangan baru itu, yang-di-sorakin tertawa malu-malu bahagia. Bahkan salah satu dari teman mereka, mengabadikan foto bahagia mereka. Mereka berdua menunjukkan kebahagiaan tiada taranya. Dan tidak ada yang memperhatikan seseorang yang hanya bisa diam di ruang pojok, hanya bisa mengunci bibir rapat, berusaha menggerakkan bibir agar bisa terlihat tersenyum tapi tak berhasil.
Mereka sebenarnya sadar aku ada disana, tapi kenapa tidak menghargai perasaanku? Sudah luka ditambah luka, jadi apa? Jadinya borok en, wkwkwkwk :D
Tapi biarlah, orang bahagia itu orang yang lupa akan siapa dan apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Aku bahkan bisa mengimajinasikan seperti ini...
He dan She menggunakan pakaian pengantin yang membuat mereka terlihat pasangan yang sempurna. She membawa bunga di tangannya, He menggandeng tangan She. Mereka berjalan melewati karpet merah, teman-teman mereka menyebarkan bunga-bunga sambil bersorak gembira atas kebahagiaan mereka. She dan He berjalan, melewati I'm yang cuma bisa diam tanpa suara. Diam diantara sisi kanan-kirinya yang heboh meneriakkan nama She dan He. He terlihat bahagia, begitupun She, terlihat dari senyuman mereka.
Sampai di ujung, She melemparkan bunga yang ada di genggamannya. Semua berebut menangkap bunga itu. Tapi apa yang terjadi? Bunga itu jatuh tepat di kepala I'm, padahal I'm hanya diam di tempat. Dan tangkai bunga itu menyulek mata I'm, CLUK! Begital bunyinyaa...
I'm menggosok kedua matanya yang merah, semua yang ada di sekelilingnya tertawa terbahak-bahak melihat lelucon pada diri I'm. Mereka mengira I'm terisak hanya karena keculek bunga, mereka tidak tahu, bahkan sebelum bunga menyulek matanya, ia sudah terisak. Sekian dari ceritanya....
Bagiku, luka terperih wanita adalah saat dia merasa memiliki cinta sejati yang benar-benar indah. Namun ternyata cinta sejati yang ia rasakan berada di antara sampah di tong sampah tanpa seorang pun memungutnya, terbuang sia-sia...
Dan untuk kaum adam, aku sarankan, jangan berani menyetujui untuk mengawali bila akhirnya diakhiri dengan perasaan pengecut, sekecut keringatmu. Haha :D
Memang, aku kehilangan senyuman yang selalu aku rindukan dari bibirnya. Tapi aku tahu, aku lebih kehilangan senyumanku sendiri. Yeaah~
Grudges are a waste of perfect happiness. Laugh when you can, apologize when you should, and let go of what you can't change. Fighting!!!
0 comments