Aku benci sabarisme!!

October 08, 2011

A-ow semuanyaa...
Apa kabar? Kabarku nggak baik-baik banget nih. Lagi kabar-kabur. Haha :D
Mau tau critanya kenapa kabarku nggak kabar nggak kabur? Jadi gini critanya...
Hari Jumat, 07 Oktober 2011.
Aku di tugasin sama Mbak Vena(kakak kelas) sebagai penggalang dana acara KPP, untuk narikin iuran seikhlasnya di kelas 2. Ya jam pertama kebetulan kosong, aku pakek aja keliling kelas A1 sampek A3. Habis nyampek A1, semua orang kenal aku langsung nepuk pundak terus ngomong "Sabar ya lid..." rata-rata seperti itu lah. Dan nggak sedikit yang memberikan ucapan sabarisme. Memangnya kenapa? Ada apa? Perasaan aku putus udah lama banget gitu loh, kenapa ngucapin sabar baru sekarang? Haha...lemot.
Dari belakang ada yang nepokin pundak, refleks aku noleh. "Sabar lid, semoga kuat..." kata the leader od luckids alias Bapak Ardhy. Apa-apaan sih bapak ini? Sudah tau aku putus dari dulu ngomong sabar baru sekarang. Sedangkan aku benci kata "sabar", benci sekali.

Aku dicari-cari sama temen-temen Luckids. Kecuali dia, u know what i mean Yeaah~
Katanya sih ada rapat luckids, tapi aku rada bingung juga sih. Wong perasaan luckids lagi vakum soalnya bakal ada ujian, latihan juga jarang, mau rapatin apa? Mungkin mau nagih uang bulanan atau ngomongin ada lomba-lomb gitu.
Setelah semuanya ngumpul, semua mata mereka tertuju padaku. Loh, ada apa? Kok yang jadi sumber perhatian aku?
"Kenapa rek?" tanyaku bingung, nggak enak banget tatapan mereka. Setahuku aku nggak punya salah sama mereka, uang bulanan sanggar juga aku sudah bayar. terus kenapa?
"Kamu belum tahu lid?" tanya Adit. Aku menggeleng, "Tau apa?"
"Aduh, aku gak tego kate ngomong..." ujar Kapet.
Bapak Ardhy menarik nafas dalam-dalam, "Kamu tau lid? Tapi yang sabar aja ya, dan kamu harus kuat. ***** jadian sama ****..."
Dunia seakan berhenti beberapa detik, aku bingung harus berekspresi gimana. Aku cuma bisa cengengesan, mencoba menutupi apa yang mau keluar.
"Oh, yaudah. Aku baru tau sekarang, hehe...." sambil garuk-garuk kepala, aku kehilangan kendali buat mengatur lisan dan tingkahku. Kakiku seakan pengen pergi aja, aku butuh tempat yang hening untuk menenangkan diri. "Kamu harus professionally...." tambah Bapak Ardhy.
Tapi mereka menahan, malah mengajakku ke kantin. Mungkin supaya aku bisa terhibur, aku mau-mau aja di ajak mereka ke kantin. Setelah ke kantin, u know what? Aku bertemu dengan sepasang kekasih baru, yang baru jadian kemarin sore. Mau ngucapin selamat, pengen banget mengucapkan kalimat "Selamat ya, semoga langgeng...Amin Amin..."
Tapi disisi lain, entah darimana, berbisik "Selamat ya, terimakasih atas luka yang kalian beri. Aku menikmati penderitaan ini, semoga awet seawet luka yang kalian lakukan!"
Sudah-sudah...
Anggap aja satu langkah dewasakan diri. Belajar merasakan menjadi orang lain, yang bahagia biarkan bahagia. Walaupun aku pikir itu cinta, kalau di sudah punya kekasih yang sayang dengannya lebih baik tinggalkan dia. Biarkan mereka bahagia :-)
Dan satu lagi,
Jangan katakan "sabar lid,", jangan mengajari aku untuk sabar. Karena aku sudah terbiasa mengeja kata itu. Langkah menjadi wanita sejati, yang mampu memaafkan semua pria yang pernah melukai hatinya.
In life, there r no rewinds, only flashbacks. Enjoy every moment u have & keep moving. Make sure it's all worth it ~

You Might Also Like

0 comments

Subscribe