Lima poin penting tentang work-balance yang harus kamu pahami

March 28, 2017


Hai, apa kabar? Btw, selamat libur tanggal merah ya. Di Malang hari ini macet banget. Banyak keluarga yang lalu lalang memanfaatkan quality time selagi libur kerja. Nah, di postingan ini aku bakal cerita banyak tentang work-balance. Kenapa aku nulis ini karena work-balance yang aku jalanin akhir-akhir ini gak work banget. Kata si baby Tatan di sticker Line sih, kacau balauuu~

Ngomongin tentang balance, kayaknya gak banyak orang yang berhasil me-manage itu dengan baik. Jadi, hari ini aku nemu artikel dari Forbes yang bahas tentang work-balance. Disitu aku bakal nyocokin gimana caranya kerjaan kita bener-bener balance. Ngurangin stres tapi tetap bisa produktif.

1. Let go of perfectionism/ Lepaskan tentang perfeksionis

Ternyata gak sedikit orang yang membuat dirinya tertekan untuk melakukan hal terbaik di semua kesempatan yang ada. Pengen nyelesain ini itu tapi gak sadar kalau badan itu cuma punya satu otak untuk berpikir dan dua kaki untuk berjalan. 
Kalian pernah merasa gak sih, pengen achieve A-Z, sampai akhirnya kalian lupa atas keterbatasan kalian sendiri: waktu. Kalian lupa, waktu itu terus berjalan dan gak bisa di-pause. Seiring aktivitas kalian untuk membuat semuanya perfect, disisi lain kalian lupa menghabiskan waktu dengan keluarga, teman, bahkan untuk kalian sendiri.
Perfectionism becomes out of reach, and if that habit is left unchecked, it can become destructive. Kamu harus tau kalau perfeksionis itu ternyata gak selamanya indah :)

2. Unplug

Gak bisa dipungkiri kalau teknologi membawa perubahan di kebiasan kita sehari-hari. Tiap hari kita selalu terkoneksi dengan banyak lini lewat internet karena kita online. You know what, dua hari yang lalu Instagramku kena hack. Sampai sekarang belum bisa kembali. Kalau hal itu terjadi dua bulan yang lalu, mungkin aku udah dirukiahkan karena histeris Instagram ke-hack. Untungnya, satu bulan yang lalu aku hapus aplikasi Instagram dan Snapchat. Karena aku tahu, dua media sosial itu bikin dua habit yang buruk. 
1) kebiasaan apa-apa itu di upload, bahkan mau tidur pun upload story yang isinya lagu yang direkam lalu ditulisin kata-kata; 
2) kebiasaan swipe geser kanan kiri liat kehidupan orang lain. Selain ngabisin kuota, itu ngabisin waktu juga. Padahal udah ngalungin handuk buat mandi, tapi sejam kemudian baru mandi gara-gara liat discover dan Instastory.

Terus sekarang Instagram dihack. Naisssss. Follower itu bukan segalanya. Apa gunanya ada follower, tiap upload InstaStory ada yang kirim message, tapi nyatanya hidup kamu masih jauh dari kata bahagia. Jangan buang-buang waktu deh untuk sebuah kebahagiaan yang semu dalam waktu sesingkat itu.

3. Exercise and Meditate/ Lakukan aktivitas sederhana kamu

Exercise gak harus jogging atau pergi ke gym. Exercise favorit aku adalah ngepel lantai dan nyuci baju. Dengerin lagu lewat headset yang terpasang sambil injek-injek baju itu sesuatu banget. I love it. Selain itu aku juga suka liat film sambil baca-baca Tahilalats. Itu aktivitas sederhana yang bikin pikiran tenang dan lepas dari tekanan apapun.
Masalahnya, apa kamu punya waktu buat ngejalanin aktivitas sederhana kamu? Kalau sampai kamu lupa untuk bahagiakan diri kamu sendiri, fix hidup kamu belum balance. 

4. Delegasikan ke orang lain

Coba jawab pertanyaan ini: What changes could make life easier? Jadi orang tuh jangan terlalu rajin deh. Orang rajin gak tau caranya shortcut, orang malas tau jalan pintas. Malas dalam artian itu yang gak mau ribet tapi dia cukup cerdas menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang efektif dan efisien.

Kamu harus tau kalau kamu itu gak sempurna. Kamu gak bisa menyelesaikan semua project hanya lewat badan kamu sendiri. Kamu harus mendelegasikan pekerjaan itu ke orang lain, membaginya dengan porsi yang benar. 

“Find out what you can do to let go in ways that benefit other people by giving them opportunities to grow,”  This will give them a chance to learn something new and free you up so you may devote attention to your higher priorities. Sedangkan kamu, fokuslah ke aktivitas yang dimana kamu yakin dan bener-bener spesial di bidang itu.

5. Start small. Build from there.

Sebagian besar orang lupa sama resolusi 2017 mereka di bulan Februari. Salah satunya karena pengen semua angka itu growth. Padahal, produktivitas 'kan bukan berasal dari planning yang pasang angka tinggi. Gampangnya, kamu semangat kerja itu bukan karena angkat dari target kamu tinggi, tapi kamu produktif itu karena kamu nyaman dan enjoy disitu.
Lah trus, gimana dong? Begini, mulailah dari hal terkecil dan kembangkan disitu. Sama kayak statement sebelumnya, fokuslah dengan bidangmu dan kembangkan itu. Gak usah ngoyo ambil kesempatan ini itu, yaa...bolehlah kalau dianggap pengen ambil jam terbang/pengalaman, tapi lihatlah... are enjoy it enough? Inget, you have to love what you do and it will love you too.

Itu aja sih yang mau aku ceritain tentang work-balance. Intinya, hargai waktumu sebagaimana waktu menghargai kamu. Time is money, time is everything, and owned your time.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe