Little Thing Called Happy Moment
December 11, 2014Sumber: mirror.co.uk |
Akhir-akhir ini, entah kenapa, penyakit begadang mulai kambuh lagi. Meskipun udah tahu kalau besok ada kuliah pagi jam tujuh, tapi tetep aja gak bisa tidur nyenyak lihat jam dua malam berlalu. Kalau memang gak bisa dipaksakan untuk tidur, mau gimana lagi?
Dan sialnya, every midnight when I still woke up and hanging on, selalu aja mikirin sesuatu yang melodrama dan khayalan yang super seventeen banget. Kadang sambil dengerin lagu sendu seperti Paper Heart-nya Tori Kelly, atau The Heart Wants What It Wants-nya Selena si Queen Drama. Sometimes it totally make me happy even for a while. Sejenak melupakan tugas dan cucian yang sama-sama menggunung, pasang headset dan peluk si boneka sapi. Wow, sounds crazy but it's true.
Menurutku, ada dua cara manusia untuk mendapatkan kebahagiaan. Yang satu melalui realita, yang satunya lagi harapan. Meskipun kedua variabel itu bermusuhan, maybe you've heard about "realita vs ekspektasi". Tapi dari kedua itu kita bisa sama-sama ambil hikmah kebahagiaannya dan komplementer sometimes. Ketika realita mengatakan kamu tidak mungkin melaluinya, mendapatkannya, dan memenangkannya. Tapi di lain sisi kamu membayangkan dan mengharapkan kalau mimpi itu nyata dan seandainya terjadi. Meskipun hanya gambaran kecil di otak dan membuat tersenyum tipis-tipis, bukankah itu sedikit kebahagiaan yang sederhada?
Bahagia tidak selalu didapat dengan cara menghirup udara lem atau mariyuna, cukup temukan waktu yang tepat untuk dirimu sendiri. Entah itu malam hari atau pagi hari, waktu luang yang kamu khususkan untuk merebahkan beban yang kamu tanggung dan memutar tayangan harapanmu yang masih bertentangan dengan realita. Tidak ada yang salah, you can create a moment for your self.
Ini momen kecilku, mana dan seperti apa momenmu?
0 comments