Sepenggal Kisah Tentang Keluargaku

April 13, 2011


Hello, over there? Whatsaaap??!

Keluarga itu termasuk dalam kelompok primer. Lembaga pertama yang tugasnya membentuk kepribadian kita sebelum bersosialisasi dengan masyarakat. Nah aku termausk orang yang bersyukur dikaruniai keluarga yang baik dan sayang sama aku. Mereka selalu kasih semangat apapun yang terjadi sama aku. No matter how nyebelin mereka, karena over all mereka sayang satu sama lain.

Disini aku mau cerita tentang keluargaku. Plot cerita sebuah keluarga itu gak bisa di tebak, semasa kecil aku ikut merasakan kalo Tuhan punya cerita lain untuk papa dan mama. Perpisahan memang selalu ada, menciptakan jarak yang menyisakan luka rindu dan haus kasih sayang. Kalo boleh dibilang, semasa kecil kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Mama itu single fighter, harus kerja keras banting tulang buat bahagiain anaknya yang masih lucu dan lugu, untuk itu dia harus rela berpisah dengan anaknya dan merantau ke kota besar. You know what, mulai dari TK sampe menginjak SMA, aku tinggal sama kakaknya mama yang aku panggil "Bude".

Tinggal bersama Bude atau lebih tepatnya, bukan orang tua yang asli, itu bukan hal yang mudah. Yang pasti, tidak ada kasih sayang semulia orang tua. Pakde dan Bude treat me so well. Mereka berdua sangat baik. Mereka suka marah dan pernah mukul, itu semua karena wajar, aku nakal dan tidak bisa dikendalikan. Yaps, gak bisa dikendalikan. Misal main ke rumah temen lewat magrib gak pulang-pulang atau dikasih uang saku lima ribu yang harusnya ada kembaliannya tapi ludes des. Ya kamu tau sendiri lah nakalnya anak kecil itu gimana hehe. 

Sejak umur 7 tahun aku dituntut harus bisa cuci piring dan belajar nyetrika maupun nyuci baju. Kalo boleh cerita, Bude itu wataknya keras tapi dibalik itu dia punya hati selembut pantat bayi. Sedangkan pakde itu ibarat malaikat, kalo sekolah bude cuma kasih duit seribu, pakde dengan baiknya nambahin dua ribu. Dan sekalipun seumur-umur tinggal seatap sama pakde, beliau gak pernah marah walopun aku pernah mencahin asbak kesayangannya.

Ada lagi, Putri namanya. Dia anak dari bude yang lahir tahun 2003, pas aku masih umur 8 tahun alias duduk di bangku esde kelas tiga. Wah, kalo boleh cerita, Putri nih ibarat parasit lah dalam rumah. Isinya dan kerjaannya bertengkaaar terus. Dia itu hobi banget berantakan isi kamarku. Mulai dari monopoli kesayangan sampe isi permainan dakon, diberantakin semua sama si tengil Putri. Meski kita udah kayak Tom Jerry, ya namanya juga udah bertengkar dan hidup bersama, tanpa disadari kita saling sayang dan peduli. Kalo aku sakit atau kenapa-kenapa, si tengil Putri mau nemenin sampe aku sembuh. Meski sekedar mengganti kompres di kening. But it means a lot for me.

Hal yang mengharukan menurutku selama ditinggal merantau sama mama dan terpaksa tinggal bersama orang lain...
Waktu itu aku lagi asyik main dakon di teras depan. Tiba-tiba wanita setengah baya itu membuka pagar, menenteng kresek yang berisi bungkusan coklat dan chiki, tersenyum melambaikan tangan dan teriak "Lidyaaaa!!! Apa kabar sayang?"
Seketika butiran dakon berceceran ketendang ujung kaki yang gak sabar pengen meraih mama dan memeluknya. "MAMAAAAAAAA!!!" Gak peduli sampe jatuh berdarah-darah sangking ngepotnya lari, yang penting bisa meluk orang yang paling aku cintai di bumi ini. I love her and adore her so much. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain bertemu dengan orang yang kamu sayang dan kamu tunggu-tunggu dengan waktu yang lama.

Sepuluh taun berlalu semenjak aku duduk termenung di balkon rumah, hari pertama mama menitipkan anaknya ke kakaknya. Dan tahun 2007 mama dateng dengan bawa balita perempuan sama papa baru kesini. Papa beli rumah baru di deket rumahnya bude yang kebetulan dijual. Sampai sekarang, aku tidur di rumah itu. Meskipun sudah tidak seatap lagi sama Pakde dan Bude, kenangan kebersamaan mereka selama 10 tahun tidak akan luntur di memori otak ini. Aku gak nyangka betapa bersyukurnya dirawat oleh mereka, dengan segala kesederhanaan dan kekurangan yang ada. Aku bisa mendapatkan lebih dari apa yang aku harapkan. Sekarang aku bisa bahagia kembali tinggal bersama Mama, Nova dan Papa baru. Ini sepenggal kisah tentang keluargaku, bagaimana dengan kisah keluarga kalian?


Ini pakdeku, dia salah satu malaikan dalam hidupku.
Ini Budeku yang aku sayang banget. Dia ngajarin aku banyak hal. Kalo aku bisa jadi istri idaman, itu berkat beliau.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe