Ketika Bahagia itu Mudah dan Sudah Diatur

July 16, 2018


Hai kamu yang lagi gak semangat, gimana kabarnya hari ini? Kok kamu keliatan lesu gitu sih? Senyum dong, dikiiit aja. Kalo kamu senyum tuh bikin hati adem. Nah nah, tuh kan....cakep banget kamu kalo senyum, pasti beruntung banget orang yang milikin kamu :)

Aku mau cerita nih, tentang memahami perjalanan satu semester di tahun ini. This is gonna be a long story. Kalau kamu ada kerjaan lebih penting lain mending gak usah dibaca dulu deh, bakal agak panjang dikit nih hehe.

As you know, awal tahun ini aku mengawalinya dengan merayakan wisuda. Seneng sih seneng, tapi cuma sehari aja bisa foto pake toga bareng keluarga. Setelah itu rasanya sedih, sedih karena status mahasiswa udah berakhir. Lebih tepatnya, welcome to the jungle! 
Masa dimana kamu mulai membandingkan dirimu dengan yang lain dan bla bla bla. Parahnya, mungkin karena sindrom fresh graduate kali ya, dulu aku agak over-confident bisa dapet kerja di tempat yang aku inginkan. Aku resign sebagai project officer Google Gapura Digital di Malang, karena kupikir by the end december of 2017, something new will come at the beginning of 2018. 

Aku pernah menulis tentang "Jangan kebanyakan liat atas deh, banyakin bersyukur", how hard I am to try being happy yang sebenernya pada saat itu lagi down banget. Akhirnya aku menyerah nyari kerjaan di kota metropolitan dan menerima tawaran kerja di Malang. Biarpun udah dapet kerjaan, tetep aja, masih gak terima why I'm here? 

Aku tetep nyemangati diri sendiri dengan nulis "What if you drown with your own expectations?". Disitu belajar, kita tuh tersakiti karena ekspektasi yang berlebihan. Apalagi ekspektasi yang gak diimbangi dengan usaha, itu jauh lebih bahaya. Maybe, it just maybe, mungkin ada alasan kenapa aku masih di Malang.

Jujur aku udah bosen banget sama Malang. Lima tahun di kota yang adem ayem ini, bikin mager mau ngapa-ngapain. Dan perasaan itu masih ada sampai bulan kelima, ditambah lagi...ada kisah picisan yang gak diundang. Sial. Bulan Mei adalah bulan yang pengen aku hapus, terlalu buruk untuk diingat. Aku selalu baca tulisanku sendiri, "Just wondering why I'm still here" biar inget kalo pernah sakit hati hahah.


Capek gak sih? Hidup isinya ngeluh terus? Mungkin aku terjebak sama details yang gak penting sampai lupa dengan big picture-nya. Details gak penting seperti; temen seperjuangan kuliah yang udah keterima di reputable companies, lalu aku masih di Malang dan terjebak di tengah malam dengan suhu 16 derajat celcius? Details seperti temen yang liburan ke Jepang, sedangkan aku kepleset di pemandian Sumber Sira? Sesuatu yang gak layak untuk dibandingkan deh.

But we're forget, too much complaining make us forget how to be happy. Aku nulis lagi tentang "If this things already makes me happy, so what's im afraid of?", buat inget-inget kalau bahagia itu simpel. Gak perlu ke Jepang demi sebuah tawa, pergi ke pemandian bertiket 5 ribu aja udah cukup bikin momen tak terlupakan (kepleset dan diketawain banyak orang).

Big picture-nya apa sih, Lid? Kebanyakan ngeluh aku jadi lupa bersyukur. Aku beruntung banget ketemu Kikynian, abang atau kakak yang ketemu dalam project 1000 Startup Digital, dia yang ngajakin aku gabung membesarkan perusahaan media traveling online sampai sekarang. Awalnya mikir, duh apa sih ini, kerja disini sama sekali gak masuk bucketlist. Tapi kenyataannya...

When traveling is part of your duty, itu lah yang aku rasakan. I feel like I was born to connect with people, so does my job. Ketemu orang banyak dan bonusnya bisa jalan-jalan. Seandainya aku gak di sini, mana mungkin aku bisa ke Makassar menikmati senja di Pantai Losari. Bisa ketemu orang-orang Jawa Tengah di Yogyakarta, Semarang, dan Solo...yang orangnya baik-baik!

Kemarin juga bisa main ke Medan. Orang-orangnya sungguh welcome dan itu yang bikin aku terharu. Akhirnya perasaan galau dan gundah di awal tahun yang aku ceritaka di atas tadi, inilah jawabannya. 

Semua itu udah ada yang atur, seandainya aku gak di sini, mana mungkin kamu bisa kenal aku dan baca tulisanku, ya kan?

Aku masih ingat, seorang wanita baya menghampiriku dan meraih tanganku. "Makasih ya Mbak Lidya, acaranya keren banget. Baru kali ini saya ikut komunitas traveling dan saya dapet ilmu baru. Ditunggu kedatangannya lagi ya mbak," cheesy sih tapi habis itu ijin ke kamar mandi trus rada mewek. Sounds fluffy? But it's me.

Last but not least, seberapa berat perjalananmu, jangan pernah melupakan dirimu sendiri. Sesuatu yang gak didapat hari ini, bukan berarti gak bisa didapat besok. Aku selalu baca tulisanku sendiri tentang percaya diri "Jangan takut, tetap jadi dirimu yang sebenarnya", biar tetap berani jadi diri sendiri apapun yang terjadi.

Bagaimana? Ceritaku gak berfaedah kan? Hahaha. Semoga waktu kalian yang berharga gak terbuang sia-sia ya. I just want to say, have a great day. Ini terdengar klasik sih, tapi emang betul ada pepatah bilang; semua akan indah pada waktunya.

You Might Also Like

7 comments

  1. Jadi, sudah mulai betah (lagi) tinggal di malang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. After all I got, of course, I stayed here because of the people. Jadinya kan bisa ketemu Okta lagi hehe

      Delete
  2. Thank you to mentioned Medanese. Kalo kesini lagi yang lama, ya, Mbak Lidya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siaaap. Aku pasti kembali ke Medaaaan. Thanks for welcoming us and your hospitality :)

      Delete
  3. Galauu ??? Di "Medan" in aja ����

    ReplyDelete
  4. tulisan sendiri menyemangati diri sendiri.... bisa ditiru nih haha... tulisanmu rekam jejak perasaanmu

    ReplyDelete

Subscribe