Review Film Arini 2018; Kisah cinta beda usia dan kesempatan kedua

April 06, 2018


Akhirnya setelah sekian lama gak punya konten buat review film, hari ini keturutan nonton film up to date hehe. Sebenernya tertarik untuk nonton film Arini 2018 ini karena trailernya muncul di Youtube, review sekilas dari story IG seleb gram, dan ajakan teman. Mumpung filmnya masih anget baru kemarin rilis di layar lebar, ijinkan jemari ini kasih review ya gaes.

Pertama-tama, film Arini 2018 ini merupakan adaptasi novel karangan Mira W yang berjudul "Arini: Masih Ada Kereta yang Lewat" tahun 1985. Pada tahun 1987, dibuatlah filmnya oleh sutradara kondang (alm) Sophan Sophiaan yang dibintangi Rano Karno sebagai Nick dan Widyawati sebagai Arini. Kalau dilihat dari IMDB, hasil rating film Arini tahun 1987 ini 8.4/10, cukup bagus kan? Kalau ada waktu kosong coba deh aku tonton, later ya tapi.


Film Arini yang rilis 5 April 2018 kemarin, adalah hasil garapan Ismail Basbeth. Ismail bilang, film yang dia produksi bukan adaptasi dari film 1987 melainkan dari novelnya Mira W langsung. Bahkan Ismail bikin 'rules' kalau para pemainnya gak boleh nonton film Arini 1987, supaya bisa eksplor dan bawa peran yang beda. Kenapa film ini diangkat, karena masih relevan dengan kisah cinta jaman now. Kisah cinta yang terpaut usia jauh dan drama dibaliknya. 

Peran Arini dimainkan oleh Aura Kasih dan Nick yang tengil diperankan oleh Morgan Oey. Ini film kelima sekaligus pertama kalinya bagi Ismail Basbeth mengadaptasi dari buku ke medium layar lebar. Jadi... apa aja yang menarik di film ini?

1. Sinopsis singkat Arini: Masih Ada Kereta yang Lewat
Diawali kisah Arini (38) yang bertemu dengan Nick (23) di Jerman, keduanya sama-sama menempuh pendidikan. Arini adalah wanita yang dingin, classy, dan tangguh, sedangkan Nick adalah pemuda yang tengil, enteng, masa bodoh, tapi kalo serius gak main-main. Intinya sih, Nick berhasil dapetin hatinya Arini lewat aksinya yang tengil dan jago gombal.
Ternyata Arini punya kisah kelam di masa lalunya, dia pernah menikah dengan pria yang sebenarnya selingkuhan sahabatnya sendiri. Spoilernya gak usah terlalu jauh, sisanya kalian tebak aja sendiri, nonton lah kalau penasaran. Selain kisah cinta dengan gap usia 15 tahun, film Arini juga menyajikan kisah masa lalunya yang layak ditonton.

2. Aura Kasih berhasil bawakan peran Arini; dingin, classy, dan tangguh
Gak jauh beda dengan karakter Anya di Critical Eleven, Aura Kasih menurutku berhasil memerankan sosok Arini yang udah 'see you on top' banget lah. Sosok wanita yang udah bangkit di masa lalunya yang kelam, meninggalkan karakter yang dingin, tangguh, dan mahal. 

3. Pedekate Arini dan Nick terlalu singkat dan padat
Entah karena durasi film yang padat (disini banyak konflik yang menonjol), jadinya scene Nick dan Arini cuma kebagian beberapa dan terkesan kurang intim. Kalo boleh jujur, Nick disini kurang tengil! Perkenalan mereka di Jerman terlalu singkat, mungkin perpaduan scene flashback-nya kurang pas dikit, atau harusnya permainan scene siang-malam di Jerman harus diperhatikan lagi. Jadi sebagai kaum awam yang belum baca novel, seolah Nick dan Arini baru kenal kemarin di Kereta eh tiba-tiba udah seintim itu. Jadinya kurang ikut 'bergairah' liat kemesraan Arini dan Nick.



4. Penonton gak dikasih kesempatan menikmati emosionalnya Arini
Ini film 'eman' banget sih. Menurutku pemerannya udah oke, konflik juga gak receh, tapi ya tapi...padet bangeeet. Seolah-olah cuplikan yang lagi dikejar durasi, terburu-buru. Alih-alih ikut empati dan mengikuti emosi bawaan Arini, sebagai penonton justru berusaha mencerna satu persatu konflik yang muncul berderetan. Gak ngasih kesempatan untuk menikmati momen emosionalnya Arini saat sedih, marah, hingga kasmaran dengan Nick. 

5. Ada beberapa adegan yang butuh 'bold' lagi
Adegan Arini yang harusnya 'lebih' mengintimidasi mantan suaminya di kantor, momen 'marahnya' Arini saat tahu dia dikhianati, rasa iri dan dengkinya dia melihat sahabat dan mantan suaminya bersama lagi, sampai momen Arini benar-benar memutuskan menjalin kasih dengan Nick.

Last bot not least, di film ini kurang dialog atau monolog yang remarkable. Gak bermaksud bandingin diaolognya film Dilan 1999 yang banjir di meme dan media sosial, di film Arini hampir gak ada monolog atau dialog yang bisa disimpan untuk dijadikan hikmah. Selain ucapan Nick untuk Arini, "masih ada kereta yang lewat" yang punya arti; Arini masih punya kesempatan lain.


Intinya sih, semua terjadi begitu cepat. Padahal kisah Arini di film ini dalem dan kompleks. Gak perlu kasih rating dalam bentuk angka, menurutku film ini tetap layak ditonton. Yuk kita apresiasi hasil kerja keras kru dan orang-orang dibalik layar.

Kamu bakal dihibur debut Aura Kasih main film--yang mana dia gak punya beban karakter utama lain selain Arini. Beberapa adegan di Jerman, yang bikin kamu mengkhayal, ah kapan ya bisa kesana. 

Yang terakhir, ini penting sih, age is just a number. Usia hanyalah angka dan cinta berlaku untuk siapa saja. Apalagi untuk wanita, masih ada kereta yang lewat. Masih ada kesempatan kedua untuk mengubur masa lalu yang kelam dan memulai lagi yang baru. Sekian review dari saya, selamat menonton ya gaes!

You Might Also Like

0 comments

Subscribe