I'm in the mood to talk about love

March 20, 2018


I'm in the mood to talk about love. Ketika memikirkan kata-kata ini, posisi lagi pegang kendali motor perjalanan pulang dari kantor. Aku lirik jam tangan nunjukin jam 6.17 sore, langit belum terlalu gelap. Kelihatannya matahari masih enggan tenggelam di ufuk barat.

Kenapa tiba-tiba mood ngomongin cizzy beginian, sepertinya efek dengerin lagu We don't have to take our clothes off yang dilantunkan oleh Ella Eyre. Lagu itu nemenin perjalanan dari kantor sampai gerbang kosan.

Ngomongin tentang cinta di usia segini rasanya terdengar receh. Kenapa receh, hal seperti ini tuh gak perlu didiskusikan. Semua orang punya cerita masing-masing. 

But we must remember, everybody in this universe: love is a need, right?

Gak ada di dunia ini orang yang gak butuh cinta. Kalau gak gitu, mulai dari drama korea sampai koleksi lagu Adele mungkin gak akan laku. Yang membedakan, bagaimana mereka mendefiniskan cinta itu apa dan kepada siapa mereka memilikinya.

Apalagi ngomongin cinta di usia sensitif seperti ini. Tepat dua tahun yang lalu pernah nulis tentang bagaimana orang dewasa jatuh cinta. Ngomongin jatuh cinta, itu bisa terjadi secepat kilat, secepat kedipan mata. Parahnya, bisa terjadi tanpa alasan. Berlaku untuk siapa pun dan dimana pun.

Kalau kamu terbangun jam dua pagi, tiba-tiba suka lagu melow lovey dovey, dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk ngepoin akun satu orang....fix kamu lagi drunk in love. Kelakuan orang yang lagi jatuh cinta atau sakit hati itu gak bisa dikontrol. Kamu bisa ngatain temen kamu, "Ngapain sih galau galau? Alay tau!"

Karena kamu gak paham, kamu juga gak merasakannya. Wajar sih.

Hal pertama yang aku lakuin kalo suka sama orang ya follow Instagramnya. Ini tips original dari Lidya ya, pokoknya jangan nge-boom untuk nge-like foto-foto orang yang kamu suka. Cukup kepoin sampai bawah tanpa harus nge-like, kalau kepencet bisa dicancel kok selama itu gak lebih dari tiga detik.

Kalau gak saling follow-follow-an pun jangan nge-DM, harapan untuk dibales itu kecil. Lagipula itu menimbulkan pertanyaan, u cp? Alias who are you? Jadi pelan-pelan aja, tunggu sampai ada timing yang pas untuk DM dan biarkan algoritma Instagram mengantarkan akunmu di urutan pertama untuk dilihat story-nya. 

Oh ya, kalau kalian suka sama orang jangan bilang siapa-siapa termasuk sahabat sendiri. Apalagi sahabat sesama jenis, itu bisa jadi hello effect. Apa itu? Misal kamu suka sama orang, trus kamu curhat tuh bagaimana kamu bisa suka dan jatuh cinta ke sahabat kamu. Tiap hari, tiap waktu, kamu cerita hal baik tentang orang yang kamu suka. 

Percaya atau tidak, sahabat kamu juga bisa jatuh cinta dengan orang yang kamu ceritakan. Bagaimana tidak, kamu membangun imajinasi sosok pasangan idaman versi kamu ke sahabatmu. Itulah kenapa, gak sedikit, deketnya sama siapa jadiannya sama siapa. Mau sebut itu tikungan tajam? Bukan, itu karena hello effect. 

Makanya kubilang, punya perasaan suka itu simpen sendiri. Biar usaha dan hasilnya bisa kamu nikmatin sendiri. Setuju?

Lagipula kalo suka sama orang itu jangan terburu-buru. Diam-diam suka itu indah lho. Indah ketika kamu berusa bersikap biasa, pura-pura normal, dan mengatur nafas tenang saat detak jantung mulai gak bisa dikontrol.

Uniknya, suka sama orang dan suka sama pekerjaan itu bedanya cukup jauh. Kalo kamu jatuh cinta sama pekerjaan, dengan mudah kamu bisa dapetin target. Kalau sama orang, waduh, dikasih kesempatan untuk masuk ke hatinya aja udah bersyukur. Baru masuk lho ya, belum dibales ehe.

Tapi bisa disamain ketika kamu mendaki gunung. Bukan tentang kamu bisa sampai di puncak sambil mengibarkan bendera. Tapi tentang proses kamu kehabisan nafas saat mendaki, menahan berak karena perjalanan masih jauh, menantang dinginnya udara dan melawan arah angin. 

Bukan tentang kamu bisa mendapatkannya, bukan tentang dia bisa jadi milikmu.

Tapi tentang bagaimana kamu jatuh cinta, mau memperjuangkan sesuatu yang sama sekali gak bisa diprediksi. Perasaan yang memacu kamu untuk jauh lebih baik hanya karena ingin dia menilaimu bahwa kamu layak ada di sisinya. Perkara dia berhasil jadi milikmu atau berakhir dengan kita berteman saja, itu cuma gimmick alias bonus soundtrack dari album lagu yang kamu beli.

Falling in love and having a relationship are two different things.

Kalau Doraemon itu bener-bener ada, aku bakal minta alat pengukur perasaan orang yang bisa kasih sinyal layaknya lampu lalu lintas. Kalau ada kesempatan untuk maju kasih lampu ijo, kalau ternyata dia udah punya pacar maka lampunya kuning, kalau dia udah menikah baru merah. Intinya? Hajar terus lah sebelum lampunya merah, ya gak? Just remember, "sebelum janur kuning melengkung" does exist.

Malang,
20 Maret 2018
22.22 WIB

You Might Also Like

0 comments

Subscribe