Kedatangan Farel & Nova di Malang

June 09, 2016


Jalan-jalan di Alun-Alun Batu
Diawali ponsel yang berdering di pagi buta, suara yang familiar mengingatkan akan rumah itu mulai bicara. "Lid, sudah bangun, Nduk? Ini Bude. Besok Minggu Bude mau ke Palu, Mas Pit (anaknya) mau nikah. Nitip Farel sama Nova ke kamu di Malang ya."
"Ha?" *masih seperempat nyawa*
"Ini urgent, Lid. Minta tolong ya."
Kemudian terputus. Tut tut tut...


I thought it was dream, tapi history panggilan di pagi itu bukan rekayasa. Awalnya agak shock, gak bisa bayangin bakal jagain Farel yang masih umur empat tahun dan Nova yang masih duduk di kelas dua esde. Sempet kepikiran pas kuliah nanti bakal bawa dua tuyul itu ke kampus. Pokoknya gak bisa bayangin bisa hidup berdua sama dua unyil itu di Malang selama beberapa hari. Merawat diri sendiri aja masih gak becus apalagi ngerawat dua anak kecil. Berhubung itu sudah berlalu, sekarang mau ceritain suka dukanya ngerawat dua unyil Farel & Nova di Malang.


Dimulai dari jemput mereka di Juanda ya. 


Dari Juanda, kita naik bus untuk bisa sampai ke Terminal Bungurasih. Sampai terminal, kita naik bus pataz dan sampailah di terminal Arjosari. Disitu kita masih naik angkot lagi DUA KALI. Angkot ADL kemudian ganti angkot GML. Habis itu jalan dua puluh meter, baru bisa sampai di gerbang kosan tercintah.

Sampai di kos, mereka kumandikan biar seger. Karena udah lecek banget kayak keset, bayangin aja naik bus dua kali disusul naik angkot dua kali. Untung mereka gak rewel, ngeluh pun enggak. Hehe, Alhamdulillah.



Malemnya, aku ajak ke Alun-Alun Batu. Disana mereka main PlayGround sepuasnya, ya itung-itung manfaatin fasilitas gratis dari pemerintah. Ternyata, dari perjalanan ke Surabaya sampai Malang aku lupa kasih mereka makan :( Sumpah lupa banget, mereka juga gak minta makan sih.
Pulang dari Batu, aku belikan mereka sate tiga puluh tusuk. Dan... ludes. Mereka lahap banget makan satenya. Karena biasanya habis kenyang terbitlah ngantuk, yaudah yang gedhe Nova langsung terlelap. Sebaliknya, yang kecil Farel mulai rewel nyari Bude yang ngerawat dia selama ini. "Ibuk e... huhu... ibuk e..." Air mata tulus mengalir di pipinya, mendambakan sosok yang diinginkannya setiap malam. But what can I do, dude? Bude saat itu pasti pesawatnya baru landing di Palu.

Untung dibawain selendang, jadi yaudin kugendong lah si Farel dan kuayunin ke luar cari angin malam sambil liat motor seliweran. Kebetulan kamar ada di lantai atas, jadinya kuajak cari angin di balkon. Sialnya, dia masih rewel dan gak enak banget berisik pasti ganggu kamar kos sebelah. Have no choice, gak tau darimana idenya tiba-tiba langsung kusiapin badcover tebel sebagai alas dan tidurlah dia dibawah jemuran balkon. Seems so "nelongso" liat adik tidur di teras, tersapu dinginnya angin malam. Tapi itu satu-satunya jalan biar dia bisa terlelap. Disaat itu juga aku lembur tugas PSC, sampai jam dua malem OMG!


Thought that was my lowest point night, posisi dimana kebawa beban harus jagain adik di Malang plus beban dari beberapa tugas kelompok yang secara-gak-langsung bertanggung jawab sebagai finishingnya. Yang bikin berat lagi, nge-chat di grup cuma di read aja tapi gak kaget sih. Sumpah that was the most f*cking creepy moment ever: nge-chat di grup cuma di read. Tapi bisa apa, mereka punya hak untuk read dan balas. Juga udah biasa sih digituin. That's all.

Susah banget nidurin tuyul satu ini
Belum lagi momen-momen yang terjadi spontan datang bertubi-tubi. Misalnya aja, Farel dan Nova itu bakal tinggal enam hari di Malang, tapi cuma dibawain baju dua pasang aja. Alhasil, setelah mereka kumandikan, bajunya langsung direndem, dikucek, lalu dijemur. Gimana? Udah kayak ibu-ibu paska melahirkan 'kan?
Momen lain saat ajak mereka ke mol, berhubung kehabisan stok baju, kubelikan mereka sandal dan baju baru. As you know, Nova dibawa ke Malang pake sepatu sekolah --" PR banget hfft... Mungkin Bude keburu-buru sampe gak sempet pakein Nova sandal kali ya. 

Pernah lihat orang tua bawa anaknya yang masih umur empat tahun ke pusat belanja? Apa yang biasa dilakukan anak itu? Yak, benar sekali, guling-gulingan di lantai...main petak umpet dibawah hanger baju, sampai harus kucing-kucingan ngejar dia sampai dapet. That's what happen to me and Farel. Capek. Belum lagi kalau lagi makan, enak-enak makan...tiba-tiba Farel nyeletuk,  "Mbak, e-ek mbak..."


Totally kayak janda yang ngajak dua anaknya main kemana-mana.


Meski begitu, beruntung sekali punya temen berhati mulia yang juga kebetulan tinggal di Kabupaten Malang. Jadi, hari kedua sampai pulangnya adik-adik, kami diberi kesempatan tinggal di rumahnya Fida. Keluarga Fida dengan senang hati mau ngerawat Farel dan Nova selama kakaknya ini menyelesaikan segala tugas kuliahnya. 



Diajak jalan-jalan sama kakak kakak cantik
Keluarga Fida yang terbaik :)

Keberuntungan lain datang dari teman-teman dekat seperti Cintya yang mau diajak lembur tugas sampai mau mati rasanya (it's fucking true), Amel yang mau ngajakin adikku main bebek-bebekan, Fida yang mau direpotin atas segalanya, dan Tiara atas Coffee Beernya. 


Well, thank you very much for this learning moment. Tanpa adanya Farel dan Nova di Malang, mungkin gak bakal punya pengalaman punya dua anak kecil tanpa ayah yang sebagaimana sudah dirasain oleh my beloved mother. At least, latihan kecil-kecilan yaa heheh. Makasih juga buat keluarga besar Fida, huhu, can't say more than thank you for their hospitality and kindness. Makasih temen-temen terbaik sepanjang masa awal perkuliahan sampai mau berakhir. And the most important is, thank you for my beloved lil sister and brother, Farel & Nova, you makes me stronger and better as your elder sister.



Nemenin di Zooland, susah banget diajak pulang
Gedean senjatanya daripada orangnya


Nom nom





You Might Also Like

0 comments

Subscribe