Capai Apa Yang Kamu Butuhkan, Bukan Yang Kamu Inginkan

October 17, 2013

Sumber foto: businessinsider.com

Mendengar dosen cerita itu sesuatu yang kadang membosankan kadang menyenangkan apabila dinikmati baik-baik alurnya. Tadi siang dosen filsafat usai nerangin materi, beliau menghabiskan sisa jam matkul dengan bercerita. Awalnya mau pura-pura mendengarkan saja dan tidur, tapi insting bilang "Jangan tidur. Coba dengarkan, kayaknya beliau cerita menarik!"
Angan-angan yang tadinya pengen tidur jadi batal nurutin insting. Sambil bertopang dagu, saya mendengarkan beliau bercerita....

Saya dulu ketika tahum 1979, saya lulus SMA dan mengejar Pendidikan Bahasa Inggris S1 di IKIP Malang. Tapi saya gagal dan diterima di D3-nya saja. Karena saya mengejar S1, maka tahun kedua saya ikut tes tapi sayang diterima di IKIP Jember. Satu tahun disana, saya tidak betah. Karena kalau mandi harus di sungai. Yang jadi masalah, cewek cowok cuma berjarak beberapa meter saja kalau mandi. Jadi selama di Jember saya kalau mandi di tengah malam atau bahkan tidak mandi, bisa dibayangkan 'kan suasana mandi di sungai tengah malam? Dan itu alasan saya untuk pindah lagi. 

Tahun ketiga saya mencoba lagi mengejar di IKIP Malang, tapi saya justru diterima di FIA Universitas Brawijaya. Tapi saya masih belum puas, pada tahun keempat saya mencoba lagi di IKIP Malang dan diterima. Jadi saya kuliah di dua tempat. Ya, kuliah di dua tempat dan dua jurusan berbeda itu susahnya minta ampun. Belum lagi saya pada saat itu sudah melamar seorang gadis, jadi terpaksa saya harus merelakan salah satu pendidikan saya. Maka saya memilih Fia di UB, karena disana saya diberi beasiswa. Pendidikan saya di IKIP Malang saya lepas.
Saya bersyukur atas pilihan yang saya ambil dulu tepat. Karena di UB sendiri, saya diberi pekerjaan sampai menjadi dosen, diberikan jodoh karena saya dipertemukan dengan isteri saya, diberi banyak teman, dan diberi banyak pengalaman yang tidak bisa diluapakan.

Bayangkan saja, 4 tahun kamu mengejar apa yang kamu inginkan, ternyata kandas ditengah jalan. Sedangkan pada sesuatu yang tidak diharapkan datang, memberimu segala-galanya dari yang kamu butuhkan. Sama halnya dengan cinta. Jangan berlebihan pada orang yang kamu cintai, dia belum tentu mencintaimu sebesar cintamu padanya. Sedangkan orang yang mencintaimu, ya sudah, pilih dia. Karena tidak ada yang lebih indah dari dicintai dan mencintai di dunia ini.


Mendengar apa yang beliau tuturkan, saya merasa tidak ada penyesalan menolak apa kata insting yang menyuruh saya untuk menyimak cerita beliau. Lalu saya menyambungkan makna cerita tersebut pada bola-bola kehidupan saya yang terus berputar selama ini, dan dari hati cuma bisa bilang "Oh, iya ya. Bener juga ya..."

You Might Also Like

0 comments

Subscribe