Forever and Ever

September 18, 2013

Dear someone out there.
Thank you for colouring my beautiful days, even it just 26 days.


Ada sebuah cerita dimana 54 hari yang lalu seorang perempuan baru genap 18 tahun usianya. Begitu banyak cerita berwarna dan rahasia-rahasia yang ingin diungkapkan tapi enggan diutarakan. Perasaan yang terpendam, penantian yang panjang, dan pasrah tanpa melawan waktu yang terus berputar.

Hari-harinya diisi cerita merah jambu, yang kadang membuat perasaannya lebih cerah dari awan kelabu di atap sana, kadang justru sebaliknya, harinya lebih mendung ketimbang teriknya panas matahari.

Tepat 26 hari yang lalu, dia memulai cerita baru ditemani pria yang baru saja singgah di hatinya. Dan perjanjian, harapan, kesepakatan, bahkan impian-impian diucapkan bersama dibawah langit dan diatas lapisan tanah yang sama.

Bahagia itu memang sederhana, kadang terlalu sederhananya sampai realita berbisik bahwa bahagia itu ada tanggal kadaluarsanya. Kita bisa bahagia setiap waktu, setiap hari, dan setiap detik. Tapi orang yang membahagiakan kita belum tentu mengiyakan. Perubahan dan keadaan bisa terjadi kapan saja. Tidak mengenal kadar, nuansa, dan momen.

Serasa baru kemarin kita berjalan di trotoar, bergandengan tangan, tak pedulikan apa kata anak kecil yang berbisik satu sama lain, dan lampu-lampu malam yang bertepuk tangan menyambut jalan kita.
Jangan pernah salahkan perasaan, karena perasaan tidak pernah salah. Cinta tak pernah salah, tapi ego. Tidak ada sejarah tertulis manapun yang bisa menyangkal ego bisa ditoleransi.
Terimakasih sudah pernah mengucapkan i love you forever and ever, yang saat ini bisa diterjemahkan forever itu hanya 26 hari.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe