Review Film The Life of Pi

March 27, 2013



Hai, kamu yang disana. Lagi gabut? Ada film yang harus kamu tonton. Kali ini film yang mau direview adalah Life of Pi. Film yang diangkat dari novel petualangan fantasi karya Yann Martel dan disutradarai oleh Ang Lee ini mampu merebut banyak penghargaan lho. Seperti apa ya ceritayanya? Skrol ke bawah yuk.



Film ini menceritakan anak laki-laki 16 tahun yang dituntut berjuang untuk tetap hidup. Pi terjebak dalam sekoci, yang hanyut di samudra luas dan dia tidak sendiri, tapi ditemani seekor harimau benggala.

Dari awal aja, film ini udah ngasih sebuah pelajaran. Laki-laki 16 tahun itu bernama Piscine Patel (Suraj Sharma), nama yang diambil dari nama kolam renang milik pamannya. Nama itu keren, tapi tidak untuk di India. Dia malah jadi bahan olok-olokan temannya karena namanya itu. Tapi dia cerdas, dengan kecerdasannya dia mampu membuat julukan Pi pada dirinya sendiri.

Ayahnya pebisnis dengan kebun binatang yang dimilikinya. Pi punya kakak namanya Ravi. Semasa kecil, Pi sudah bisa merangkap tiga agama sekaligus. Hindu, Christ dan Islam. Dia berpendapat Tuhan hanya satu, jadi dia menggabungkan ketiga agama tersebut dalam prinsip hidupnya. Ini lucu dan unik, but logic enough.

Suati hari bisnis ayahnya bangkrut, terpaksa keluarga itu harus pindah ke Kanada. Padahal Pi baru saja dekat dengan wanita bernama Nandini, tapi karena keadaan mereka berdua harus berpisah.
Pi beserta keluarga dan semua hewan di kebun binatangnya mengarungi lautan dengan kapal layar dari Jepang. Tapi karena badai hebat, kapal itu tenggelam. Pi selamat di atas sekoci bersama seekor Zebra, Orang Hutan, Hyena dan seekor Harimau benggala!

Dan disinilah epiknya, bagaimana cara Pi menyelamatkan dirinya dengan bertahan hidup di tengah samudra bersama seekor harimau buas. Banyak sekali pelajaran yang didapat dari film ini, salut banget sama Pi. Bahkan sempet dibikin pilu juga, satu moral yang bisa didapat dari film ini adalah...kita mengingat semua kenangan orang-orang yang kita sayang, tapi sebuah perpisahan, kita selalu lupa untuk berpamitan. Dan hal paling sakit dan pilu adalah ketika kita berpisah, kita jarang mengucapkan terimakasih atau selamat tinggal.






You Might Also Like

0 comments

Subscribe