Mengapa orang yang kita sayang meninggalkan kita?

November 12, 2011

Apo kabor semuanyoo? Baik-baik sajoo? Hoho~
Aku mau ngeposting sesuatu. Sesuatu yang udaaaaaaah lama banget aku simpen, disimpen di dalam kolong kasur tempat tidurku. Aku baru sadar kalo aku dulu sebelum punya blog, aku juga suka nulis di memo kecil ukuran 20cm X 20cm.
Dan sekarang aku tunjukin satu topik diary yang pernah aku tulis tangan dulu.

14 April 2011

    Aku punya cincin & kupakai. Lama kupakai, kuletakkan sejenak karena bosan. Kupakai cincin-cincin lain, tapi jariku justru terluka. Kucari lagi cincin pertama, nggak ada? Kemana? Ternyata kulihat cincin itu sudah dijari orang lain. Dan kusadari sulit untuk memakai bahkan mengambil cincin itu kembali.

*aku jadikan kata `cincin` sebagai pacar. Cincin pertama = Pacar Pertama --->
Tepa

    Sayang, jujur aku menyesal. Dulu aku tak sanggup menjagamu, layaknya kau merawatku. Luka dihatimu, tak bisa kurasa. Kesal di batinmu, tak bisa kupahami. Maafkan aku, sayang. Keterlambatan dan penyesalan tak ada arti apa-apa sekarang. Itu merupakan rasa yang cocok kau berikan untukku. Bayaran yang setimpal atas semua rasa yang pernah kamu rasakan dulu kepadaku.
    Sayang, pantaskan aku masih memanggilmu sayang? Adakah nama panggilan lain untuk kamu, orang yang aku sayang? Setahunya sudah ada yang memanggilmu sayang selain aku. Wanita itu lebih sempurna ketimbang aku.
    Awalnya, niatku ingin kembali ke pelupuk kasihmu. Namun sisa tempat untuk hati mungilku tak ada lagi. Lagi-lagi maaf, sayang. Aku sudah hampir melewati gerbang kebahagiaan bersamamu lagi. Namun terlambat sudah, gerbang itu sudah ditutup dan dikunci oleh wanita itu.
    Mungkin ini terakhir kalinya aku memanggilmu sayang. Ku acungkan bendera putih,
tengahnya bentuk hati. Menyerah tak bisa memanggilmu sayang lagi. Boleh lah kamu membenci aku. Banyak nian aku punya salah sama kamu. Detik ini, kuminta pada semua orang untuk tak menyebut namamu kembali. Terimakasih sudah menjadi insan pertama singgah di kediaman suci gubuk cintaku. Selamat tinggal untuk ucapkan sayang. Bye~ T_____T

Paham nggak artinya? Artinya aku menyesal sekali menyia-nyiakan orang yang benar-benar sayang apa adanya sama aku. Tapi setelah aku sadari, aku ingin kembali ke pelukannya dengan waktu yang terlambat. Ada wanita lain yang sudah menggantikan posisi hatiku di hatinya.
Lagian setelah aku pikir-pikir alasan kenapa aku mutusin dia. Aku nggak mau melukai hatinya, aku nggak mau dia pacaran sama wanita yang mudah suka sama cowok ini. Aku mengakui aku mudah sekali jatuh cinta. Tapi bukan berarti aku mudah jatuh cinta, aku mudah untuk menyayangi seseorang. Itu salah besar. Aku hanya suka, namun cinta dan sayangku hanya untuk satu orang. Dan aku menyadari, baru menyadari tepatnya.
Aku sangat tulus mencintai Tepa,
walopun aku tak memilikinya. Aku bahagia bisa melihatnya bahagia dengan wanita lain. Aku turut bahagia atas mereka. Walopun nelangsa selalu ada rasanya.
BEDA SEKALI dengan mantan yang...yang...NYEBELIN itu! Huh! Padahal aku kira dia pengganti Tepa. Aku udah niat nggak bakal menyia-nyiakan dia, eh, eh, malah aku yang di sia-sia 'kan? Huaaaaaaaaaaaah~
Padahal juga, mantanku-yang-paling-jahat-itu pernah ngomong "Aku akan jadi mantan baik untuk samean. Aku janji nggak bakal jadi mantan kayak Trivig maupun Andros." TAPI APAAAAAA?!!
Kalo menurutku, malah mantan terparah sepanjang sejarang kisah cintaku. Hoeks!!

Udah aah yaaaaaaa.....
Sekian curcolannya, aku pamit dulu. Selamat sore semuanyaa!! Muach-muach-muach!!
*dapet kiss cuma-cuma looh!!

You Might Also Like

0 comments

Subscribe